Aceh Utara — Heri Saputra, seorang mantan Sekretaris Desa (Sekdes) Gampong Meunasah Blang, Kecamatan Langkahan, menjadi contoh nyata bagaimana kepedulian terhadap kampung halaman tidak pernah luntur meski telah berpindah domisili.
Kini menetap di Kota Lhoksukon bersama istri dan anak-anaknya, Heri tetap menyimpan ikatan batin yang kuat dengan tanah kelahirannya, Meunasah Blang. Rabu pagi, ia memutuskan menempuh perjalanan sejauh 35 kilometer untuk satu tujuan mulia — memberikan hak suaranya dalam pemilihan kepala desa (geusyik) periode 2025–2031.
Dengan semangat dan wajah cerah, Heri bersama keluarganya berangkat sejak pagi buta. Jalanan yang berliku dan sebagian rusak tidak menjadi penghalang. “Ini bukan sekadar memilih, tapi bentuk tanggung jawab dan cinta saya terhadap desa tempat saya dulu mengabdi,” ujar Heri dengan senyum tulus sesampainya di lokasi pemungutan suara.
Bagi Heri, keikutsertaannya dalam pesta demokrasi tingkat gampong bukan hanya tentang siapa yang terpilih, melainkan bagaimana masyarakat dapat bersama-sama menentukan arah pembangunan desa ke depan. “Setiap suara itu penting, karena menentukan siapa yang akan membawa perubahan bagi masyarakat,” tambahnya.
Kehadirannya di TPS menarik perhatian warga. Banyak yang menyalami dan berbincang hangat mengenang masa-masa ia masih menjabat sebagai Sekdes. Sosoknya yang ramah dan bersahaja seolah menjadi pengingat bahwa pengabdian tidak berhenti ketika jabatan berakhir.
Pemilihan geusyik Gampong Meunasah Blang tahun ini memang berlangsung dengan antusias tinggi. Warga dari berbagai pelosok desa, termasuk mereka yang sudah lama merantau, turut pulang untuk memberikan hak pilihnya.
Perjalanan Heri Saputra menjadi simbol kuat dari semangat demokrasi di tingkat akar rumput — bahwa sejauh apa pun langkah kaki pergi, kecintaan terhadap desa asal tidak pernah memudar.
Reporter: ZAS
