Jakarta –satupena.co.id
Silaturahmi Nasional Relawan Prabowo-Gibran di Jakarta yang dihadiri Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka bersama istri Selvi Ananda, berlangsung pada 5 Februari 2024 di Balairung Kirana Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, (Senin, 05/02/2024).
Mas Gibran dalam kesempatan tersebut menyampaikan permohonan maaf jika tidak bisa menghadiri undangan dari para relawan serta mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada para relawan yang sudah mendukung dirinya dan pak Prabowo Subianto. “Jangan sampai lengah, jangan sampai terlena juga dengan hasil-hasil survei yang sudah di atas 50 persen,” kata Gibran di hadapan para relawannya.
Silaturahmi yang diadakan oleh Rumah Besar Relawan Prabowo 08 ini dihadiri pengurus dari 340 organisasi relawan yang mendukung paslon 02 (laporan dari komandan golf Haris Rusly Moti). Gerakan Tani Nelayan Prabowo Gibran (GTNPG) yang sudah mendeklarasikan dukungan di 30 Provinsi se Indonesia, dihadiri langsung oleh Ketua Umum Gerakan Harmanto didampingi oleh Penasehat Trisno Widodo, Pembina Trian Yusuf Hendrawan yang mewaklili Mayjen (Purn) Musa Bangun serta Dody Trianja.
Harmanto menyampaikan menghadapi kampanye akbar di stadion GBK Jakarta, Gerakan Tani Nelayan siap untuk ikut mengerahkan massa, terutama dari segmen Tani-Nelayan yang berada di wilayah DKI dan sekitarnya. “GTN siap untuk pengerahan 10.000 massa, kami Garda terdepan untuk Kedaulatan Pangan Republik Indonesia”, kata Mantoz panggilan akrab Ketum GTNPG.
Trisno Widodo, Penasehat GTNPG menjelaskan, Gerakan Tani Nelayan Prabowo Gibran (GTNPG) ini dibentuk untuk mengumpulkan Insan KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) yang mendukung paslon 02 Prabowo Gibran. Karena KTNA secara organisasi tidak diperkenankan untuk berpolitik Praktis. Kemudian, perlu diketahui salah satu Pembina KTNA di Tingkat Nasional adalah Menteri Pertahanan RI yang tidak lain adalah Prabowo Subiyanto, wajar kalau GTN mendukung Pembina Organisasi untuk menjadi Presiden RI.
Lebih lanjut, Trisno Widodo mengatakan, Food Estate yang menjadi bagian dari kedaulatan pangan itu wajib untuk dilanjutkan, terlebih pada kondisi di bagian lain dunia saat ini sedang berperang. Baru kita menyadari kalau pangan merupakan bagian dari kedaulatan suatu negara. “Jangan di bully urusan Food Estate ini kalau gak faham, kalau cuman sekedar dijadikan gimik politik untuk menarik simpati, ini urusan kedaulatan satu negara”, kata Trisno Widodo yang juga Penasehat di KTNA Nasional.