BeritaOpini

Opini: Ketika Pemerintah Daerah Tak Lagi Perduli Berita Karya Jurnalistik

62
×

Opini: Ketika Pemerintah Daerah Tak Lagi Perduli Berita Karya Jurnalistik

Sebarkan artikel ini

0:00

Oleh Pujo Prayetno. Sekjen PJS Bener Meriah

Satupena.co.id.- Dalam era keterbukaan informasi, karya jurnalistik seharusnya menjadi salah satu jembatan penting antara pemerintah dan masyarakat. Berita yang dihasilkan wartawan bukan sekadar tulisan di atas kertas atau layar gawai, melainkan hasil kerja keras, investigasi, serta komitmen untuk menyuarakan fakta dan kepentingan publik. Namun, ironisnya, di banyak daerah kini muncul fenomena yang memprihatinkan: pemerintah daerah seakan tak lagi peduli terhadap karya jurnalistik.

Bentuk ketidakpedulian itu terlihat dari berbagai hal. Mulai dari minimnya perhatian terhadap publikasi berita pembangunan, enggannya pejabat memberikan keterangan resmi, hingga sikap abai terhadap pemberitaan kritis yang justru bertujuan membangun. Alih-alih menjadikan kritik media sebagai bahan evaluasi, tidak jarang pemerintah daerah bersikap defensif, bahkan ada yang cenderung menganggap karya jurnalistik sebagai “gangguan” dalam menjalankan program.

Baca juga Artikel ini :   Kapolres Pidie lakukan kunjungan ke Lapas Perempuan Sigli

Padahal, tanpa dukungan media, berbagai capaian pembangunan seringkali tidak sampai ke telinga masyarakat. Warga berhak tahu apa yang telah dikerjakan pemerintah, sejauh mana transparansi anggaran berjalan, dan bagaimana kebijakan daerah memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari. Peran itulah yang diemban jurnalis, agar publik tidak hanya disuguhi janji, tetapi juga realita.

Baca juga Artikel ini :   Polres Pidie Jaya: Gelar Doa Bersama Untuk Ulama dan Santunan Anak Yatim

Ketika pemerintah daerah mulai mengabaikan pentingnya jurnalistik, yang sesungguhnya terjadi adalah terputusnya komunikasi dengan rakyat. Lebih buruk lagi, hal itu dapat memunculkan ruang gelap bagi praktik korupsi, penyalahgunaan wewenang, atau kebijakan yang tidak pro rakyat. Sebab, tidak ada lagi media yang mengawal secara serius, sementara masyarakat kehilangan akses terhadap informasi yang jujur dan berimbang.

Oleh karena itu, pemerintah daerah seharusnya tidak alergi terhadap karya jurnalistik. Sebaliknya, mereka perlu merangkul media sebagai mitra strategis dalam pembangunan. Kritik yang tajam tidak selamanya merugikan, justru bisa menjadi cermin untuk memperbaiki diri. Apresiasi terhadap karya wartawan bukan sekadar dalam bentuk seremonial, melainkan dengan membuka akses informasi, menghargai kerja-kerja jurnalistik, serta mengakui peran penting pers sebagai salah satu pilar demokrasi.

Baca juga Artikel ini :   Polres Pidie Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Pedagang Ayam Di Kecamatan Simpang Tiga

Kini saatnya semua pihak, terutama pemerintah daerah, menyadari bahwa mengabaikan jurnalistik sama saja menutup ruang transparansi. Jika itu dibiarkan, maka pembangunan hanya akan menjadi slogan kosong tanpa ruh kejujuran. Sementara di sisi lain, masyarakat berhak mendapatkan berita yang benar, utuh, dan berimbang—bukan sekadar narasi yang indah di atas kertas laporan tahunan.

Penulis : Pujo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *