AcehACEH TENGAHBeritaPemerintah

Kolaborasi Indonesia-Inggris: Menteri Kehutanan dan Dubes Inggris Resmikan Proyek Konservasi Gajah di Aceh Tengah

40
×

Kolaborasi Indonesia-Inggris: Menteri Kehutanan dan Dubes Inggris Resmikan Proyek Konservasi Gajah di Aceh Tengah

Sebarkan artikel ini

0:00

Takengon, Satupena.co.id – Pemerintah Indonesia dan Inggris menjalin kolaborasi strategis dalam upaya pelestarian satwa liar melalui pembukaan proyek Peusangan Elephant Conservation Initiative, yang dipusatkan di Desa Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Kamis pagi (19/06/2025).

Acara pembukaan berlangsung meriah dan sarat nuansa budaya lokal. Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, bersama Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, serta Bupati Aceh Tengah, Drs. Haili Yoga, M.Si, disambut dengan upacara adat dan prosesi peusejuk. Keunikan lainnya, dua ekor gajah jinak turut menyambut para tamu kehormatan dengan mengalungkan karangan bunga.

Proyek konservasi ini menjadi langkah konkret untuk mengatasi konflik berkepanjangan antara manusia dan gajah, terutama di wilayah Aceh Tengah, Bener Meriah, Pidie, Bireuen, dan Aceh Jaya. Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmennya dalam menjaga keberlangsungan hidup gajah Sumatera, sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar habitat satwa tersebut.

Baca juga Artikel ini :   TNI-POLRI Di Aceh Tengah Gelar Patroli Gabungan Jaga Kondusivitas Masa Tenang Pilkada Serentak

Dalam sambutannya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengungkapkan bahwa program ini merupakan arahan langsung Presiden RI, Prabowo Subianto.

“Minggu lalu saya dipanggil Presiden. Beliau menyampaikan bahwa program ini sangat penting, khususnya untuk rakyat Aceh. Ini bukan sekadar proyek konservasi, tapi bagian dari visi besar untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam,” ujar Raja Juli.

Ia menambahkan, telah disiapkan lahan seluas 20.000 hektare yang akan dikelola bersama WWF, sebagai habitat sekaligus kawasan interaksi damai antara manusia dan gajah.

“Saya mohon dengan sangat, jika ada gajah yang turun ke permukiman, jangan disakiti. Kalau rumah warga rusak karena gajah, insyaallah akan diganti,” tegasnya.

Baca juga Artikel ini :   Polri Berduka, Kapolsek dan Dua Anggota Gugur saat Bertugas di Way Kanan

Program ini tidak hanya berfokus pada perlindungan satwa, tetapi juga mengusung pendekatan agroforestri, yaitu penggabungan sistem pertanian dengan pelestarian hutan. Dengan pendekatan ini, masyarakat dapat memperoleh manfaat ekonomi tanpa merusak habitat alami.

Sementara itu, Duta Besar Inggris, Dominic Jermey, mengaku sangat terkesan dengan keindahan alam Aceh Tengah dan kehangatan masyarakatnya.

“Saya sangat kagum dengan daerah ini. Terima kasih atas sambutan hangat dan sajian Kopi Arabika Gayo yang luar biasa,” ucapnya.

 

Dominic menegaskan komitmen pemerintah Inggris untuk berkolaborasi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Kami ingin menjadi bagian dari solusi. Kami datang untuk mendengar, belajar, dan bekerja bersama pemerintah Indonesia serta masyarakat Aceh,” tambahnya.

Baca juga Artikel ini :   Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Pimpin Pelantikan Sejumlah Kapolda

 

Peusangan Elephant Conservation Initiative diharapkan menjadi pilot project konservasi kolaboratif yang mengintegrasikan pendekatan ekologis dengan kesejahteraan sosial.

Di akhir acara, dilakukan simbolisasi dukungan melalui penyerahan bibit tanaman produktif kepada kelompok masyarakat dari Aceh Tengah, Bener Meriah, Pidie, dan Aceh Jaya. Bibit ini diharapkan menjadi awal bagi masyarakat untuk mengembangkan pertanian ramah lingkungan di sekitar kawasan konservasi.

Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menyampaikan apresiasi tinggi kepada pemerintah pusat dan mitra internasional atas dukungan yang diberikan. Program ini diharapkan dapat mengurangi konflik manusia dengan satwa liar serta membawa manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kesejahteraan warga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *