AcehBerita

Pelestarian Warisan Budaya dan Sejarah Aceh “MAPESA” Gelar Meuseuraya Akbar 2025 di Pidie

65
×

Pelestarian Warisan Budaya dan Sejarah Aceh “MAPESA” Gelar Meuseuraya Akbar 2025 di Pidie

Sebarkan artikel ini

0:00

Sigli – Masyarakat umum memiliki peran krusial dalam menghadapi berbagai persoalan kompleks, termasuk pelestarian warisan budaya. Kemauan masyarakat untuk terlibat secara aktif dapat menjadi kekuatan yang mampu mengubah arah kebijakan dan menciptakan perubahan nyata.

Pengalaman menunjukkan bahwa masyarakatlah yang sebenarnya mampu membawa perubahan dan kemajuan, terutama dalam isu-isu yang berkaitan dengan sejarah dan budaya.

Peningkatan Kualitas Pemahaman Masyarakat

Oleh karena itu, peningkatan kualitas pemahaman masyarakat terhadap sejarah harus menjadi prioritas utama. Pemahaman ini tidak hanya akan memperkuat identitas budaya, tetapi juga akan berdampak positif pada berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi dan sosial.

*Program Meuseuraya*

Untuk menjawab tantangan ini, Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA) memprakarsai sebuah program kegiatan pelestarian rutin yang disebut “Meuseuraya.” Program ini telah berjalan sejak belasan tahun yang lalu dan menjadi salah satu pilar utama dalam upaya pelestarian warisan budaya dan sejarah Aceh.

Meuseuraya, yang dalam bahasa Aceh berarti gotong royong atau kerja sama, diadopsi dari tradisi lokal untuk diterapkan dalam kegiatan pelestarian situs-situs bersejarah. Program ini tidak hanya berfokus pada restorasi fisik situs-situs sejarah, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui partisipasi aktif dalam pelestarian budaya mereka.

Langkah-Langkah Program Meuseuraya

Program Meuseuraya MAPESA diatur dalam enam langkah utama, mulai dari peninjauan awal hingga sosialisasi dan pelaksanaan kerja lapangan. Langkah pertama adalah survei dan penelitian untuk menemukan dan menilai lokasi-lokasi bersejarah. Jika layak, langkah selanjutnya adalah mengurus perizinan yang diperlukan dari otoritas setempat.

Setelah itu, masyarakat diajak untuk berpartisipasi melalui pengumuman di media sosial. Pelaksanaan kegiatan melibatkan dokumentasi, pembersihan, dan penataan lokasi bersejarah, yang kemudian diikuti dengan observasi mendalam untuk kepentingan penelitian lebih lanjut.

Komunikasi dengan tokoh lokal juga menjadi bagian integral dari program ini, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian sejarah.

Baca juga Artikel ini :   Babinsa Koramil 15/Tiro, Kodim 0102/Pidie Melaksanakan Kunjungan Ke SD Negeri 1 Tiro

Selain itu, langkah terakhir adalah pengumpulan data lapangan untuk kepentingan penyimpanan digital terpusat atau repositori.

Meuseuraya Akbar 2025

“Meuseuraya Akbar” adalah sebuah program kolaboratif tahunan yang digagas MAPESA dengan tema “Tumbuh berkembang tak lupa akar, Lestarikan warisan sejarah, jaga dan banggakan” untuk berusaha menjangkau wilayah-wilayah yang kurang mendapatkan perhatian dari upaya- upaya penyelamatan dan pelestarian benda-benda budaya ataupun situs-situs bersejarah di Aceh.

Dengan dukungan dari Kementerian Kebudayaan RI dan LPDP melalui program Dana Indonesiana untuk pemajuan kebudayaan di Indonesia, program Meuseuraya Akbar MAPESA mulai diluncurkan sejak 2025 ini, yang dimulai di Kabupaten Pidie.

Rangkaian Kegiatan Meuseuraya Akbar 2025

Program tahunan perdana yang dilangsungkan di Kabupaten Pidie kali ini akan diawali dengan pembukaan acara, ditandai dengan pemukulan Rapa’i oleh yang mewakili Bupati, mewakili Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan RI, unsur Forkopimda, Ketua MAPESA, dan Kadisdikbud Pidie.

Sekaligus pembuka pameran kebudayaan dengan tema “Menayangkan masa lalu, mengukir sejarah baru” yang menampilan sekitar 400-an koleksi benda-benda bersejarah, benda pusaka, serta dokumentasi hasil restorasi situs

Gelaran pada Minggu (25/5/2025) malam yang turut dihadiri dan disaksikan para pejabat Pemkab Pidie, Pimpinan Instansi Vertikal, Pimpinan Universitas/Sekolah Tinggi, Pengurus TP PKK, Akademisi, Tokoh Seni, budaya, dan Sejarawan, dari dalam dan luar daerah, serta masyarakat luas ini berlangsung di Gedung Meusapat (Pertemuan) Ureung Pidie, Kota Sigli.

Rangkaian acara berikutnya yaitu kegiatan khusus bagi anak-anak atau Tur Anak, yang bertujuan menanamkan kecintaan terhadap warisan budaya sejak usia dini. Mereka akan diajak ke berbagai situs sejarah, seperti ke Makam Sultan Ma’ruf Syah di Gampong Dayah Tanoh, Kemukiman Klibeut, Kecamatan Pidie, dan tur ke Benteng Kuta Asan serta penanaman pohon pada Senin, (26/5/2025).

Baca juga Artikel ini :   Polres Pijay Berhasil Ungkap Kasus Judi Slot Online

Selanjutnya, akan digelar Workshop Kebudayaan dengan tema “Membangun Wawasan Sejarah” yang melibatkan akademisi, budayawan, dan praktisi budaya di salah satu hotel di Kota Sigli pada Selasa (27/5/2025).

Puncak kegiatan akan ditandai dengan pelaksanaan Meuseuraya Akbar dengan tema “Satu hati menjaga warisan sejarah”, sebuah gerakan gotong royong besar-besaran yang melibatkan masyarakat, relawan, dan pemangku kepentingan dalam membersihkan dan merestorasi situs-situs sejarah yang dilaksanakan di Gampong Cot Geunduek, Pidie pada Rabu (28/5/2025).

Bersamaan dengan itu, tradisi Khanduri Jeurat akan dilaksanakan pada siang hingga sore hari. Tradisi ini mencakup ziarah, doa bersama, dan makan besar bersama ribuan masyarakat sebagai bentuk syukur kepada Tuhan.

Sebagai penutup, akan digelar Duek Pakat dengan tema “Menuju kebangkitan gerakan kebudayaan di Kabupaten Pidie”, sebuah rapat besar yang melibatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan pihak pemerintah pada Kamis (29/5/2025), di salah satu hotel di Kota Sigli.

Forum ini menjadi ruang musyawarah untuk merumuskan kebijakan penyelamatan situs bersejarah, termasuk penyusunan rekomendasi resmi kepada pihak-pihak terkait.

Tujuan dan Manfaat Meuseuraya Akbar 2025

Meuseuraya Akbar 2025 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian warisan budaya dan sejarah Aceh. Program ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui partisipasi aktif dalam pelestarian budaya mereka.

Dengan demikian, Meuseuraya Akbar 2025 diharapkan dapat menjadi sebuah gerakan yang berdampak jangka panjang dalam pelestarian warisan budaya dan sejarah Aceh.

Kesimpulan

Meuseuraya Akbar 2025 merupakan sebuah program yang sangat penting dalam upaya pelestarian warisan budaya dan sejarah Aceh. Dengan kerja sama dan partisipasi aktif dari semua pihak, program ini diharapkan dapat mencapai tujuannya dan memberikan manfaat bagi masyarakat Aceh.

Serta diharapkan dengan gelaran kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian warisan budaya dan sejarah Aceh.

Baca juga Artikel ini :   Patroli Presisi: Sinergi Polres Pidie Jaya dan Masyarakat untuk Keamanan Dinamis

Informasi Pembukaan

Kata Sambutan:

– Mizuar Mahdi (Ketua MAPESA)
– Dirjen Perlindungan Kebudayaan & Tradisi Kementerian Kebudayaan RI diwakili kepala BPK Wil. 1 (Piet Rusdi, S.Sos).

Sambutan dan Pembukaan:

– Bupati Pidie diwakili Plt. Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh, dan Kesejahteraan Rakyat Setdakab Pidie (Safrizal, S.STP., M.Ec.Dev).

Sambutan Bupati Pidie:

Meuseuraya Akbar Pidie 2025 merupakan momentum penting dalam upaya pelestarian warisan budaya dan sejarah Aceh, ujar Plt. Ass I Setdakab Pidie Safrizal, yang mewakili Bupati dalam sambutannya.

“Saya berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan minat dan motivasi generasi muda untuk mengenali, mencintai, dan berpartisipasi aktif dalam merawat dan melestarikan budaya dan sejarah Aceh,” kata Safrizal.

Safrizal juga menekankan bahwa melestarikan warisan budaya bukanlah pekerjaan yang mudah dan tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah saja. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Aceh.

Sebagai wilayah yang kaya akan warisan budaya dan sejarah, Aceh memiliki banyak situs bersejarah yang menjadi saksi bisu peradaban Aceh. “Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya kita,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Plt. Ass I juga meminta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk terus mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan seni, budaya, dan sejarah. “Hal ini penting demi melestarikan dan memperkuat identitas budaya Aceh,” demikian pinta Ass I dalam salah satu poin sambutannya pada gelaran acara tersebut.

Pembukaan Pameran Oleh Bupati Pidie:

– Menampilkan 400-an koleksi benda-benda sejarah, pusaka, serta dokumentasi hasil restorasi situs.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Meuseuraya Akbar 2025, silakan hubungi:

Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA)
Alamat: Jl. Sultan Iskandar Muda No. 12, Banda Aceh
Telepon: 0651-7554222
Email: mailto:info@mapesaaceh.org

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *