BeritaJAWA TIMURTNI Polri

Panglima Divif 2 Kostrad Redam Emosi Massa, Hadirkan Pesan Damai di Malang

128
×

Panglima Divif 2 Kostrad Redam Emosi Massa, Hadirkan Pesan Damai di Malang

Sebarkan artikel ini

0:00

Malang, Satupena.co.id.- Ribuan warga Malang yang larut dalam duka dan emosi akhirnya mendapat kesejukan ketika Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Susilo, hadir langsung menemui massa yang berkumpul di depan Mapolresta Malang Kota, Jumat malam (29/8). Kehadiran itu bukan hanya simbol, melainkan wujud nyata komitmen TNI untuk berdiri bersama rakyat.

Sejak pukul 19.00 WIB, ratusan pengemudi ojek online bersama warga sekitar memadati kawasan tersebut. Mereka menyuarakan rasa kehilangan atas wafatnya Affan Kurniawan, salah seorang rekan mereka, sekaligus menuntut keadilan bagi 135 korban Tragedi Kanjuruhan yang hingga kini masih membekas dalam ingatan kolektif masyarakat Malang.

Baca juga Artikel ini :   Polsek Bandar Dua Ajak Masyarakat Dukung Program Ketahanan Pangan, Optimalkan Lahan Tidur

Dengan penuh empati, Mayjen Susilo berdiri di tengah kerumunan massa. Suaranya tenang namun tegas, mengajak semua pihak untuk menahan diri dan mencari solusi bersama.

“TNI dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Mari kita satukan frekuensi, dinginkan hati, dan cari solusi bersama. Kota Malang adalah rumah kita, dan kita semua bertanggung jawab menjaganya,” ucapnya.

Baca juga Artikel ini :   Kodim 0102/Pidie Mengerahkan Alat Berat Pada TMMD Reguler Ke-119

Ucapan tersebut mendapat sambutan positif. Suasana yang semula tegang perlahan mencair, massa mulai tenang dan terbuka untuk berdialog. Kehadiran jajaran Kostrad yang bersinergi dengan Kodam V/Brawijaya serta Polresta Malang menjadi penyejuk di tengah situasi yang sebelumnya memanas.

Baca juga Artikel ini :   Kunjungan Pengurus LAAB Ke Kapolsek Belawan

Seorang pengemudi ojol yang turut hadir menyampaikan apresiasinya.“Terima kasih Bapak sudah hadir, sudah menenangkan kami. Yang penting tidak ada korban lagi,” ujarnya.

Langkah yang dilakukan Panglima Divif 2 Kostrad menunjukkan bahwa kekuatan seorang prajurit tidak hanya diukur dari persenjataan, tetapi juga dari keberanian untuk mendengar, merangkul, dan menghadirkan empati. TNI bukan sekadar institusi pertahanan, melainkan bagian dari denyut kehidupan rakyat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *