Aceh Tengah, Satupena.co.id,- Suasana hangat dan haru membalut erat kegiatan Family Gathering Keluarga Besar Urang Simpang Empat Sedenge yang digelar di Taman Wisata Gayo Quine, Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah, pada Sabtu, 14 Juni 2025.
Acara yang mengusung tema “Merajut Tali Silaturahmi, Membangun Kebersamaan dan Solidaritas Bersama,” kegiatan ini menjadi momen sakral dan bersejarah. Setelah 47 tahun terpisah oleh jarak, waktu, dan sejarah, keluarga besar yang berasal dari Kampung Simpang Empat kecamatan Bebesen,Kabupaten Aceh Tengah ini akhirnya kembali berkumpul dalam satu pelukan kebersamaan yang tulus dan menyentuh.
Momen ini bukan sekadar temu kangen, tetapi juga menjadi titik balik untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang pernah tumbuh di tanah kelahiran mereka: kebersamaan, solidaritas, dan semangat kekeluargaan yang diwariskan oleh para leluhur.
Dalam sambutannya yang penuh rasa syukur, Ketua Panitia Drh. Sofyan, M.Si., menyampaikan bahwa pertemuan ini adalah jawaban dari kerinduan panjang selama puluhan tahun.
“Ini bukan sekadar pertemuan keluarga, melainkan sebuah momentum bersejarah. Setelah musibah kebakaran yang melanda Kampung Simpang Empat pada tahun 1978—yang menghanguskan sebagian besar rumah warga termasuk rumah orang tua saya—akhirnya, kita bisa berkumpul kembali dalam suasana penuh cinta dan haru,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Keluarga Besar Urang Simpang Empat Sedenge, yang berarti “Orang Simpang Empat Dahulu,” terdiri dari para putra asli kampung Simpang Empat, keturunan yang lahir dan besar di Kampung Simpang Empat. Seiring waktu, mereka tersebar ke berbagai penjuru Nusantara seperti Banda Aceh, Aceh Singkil, Medan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Yogyakarta. Bahkan beberapa di antaranya kini tinggal di luar negeri seperti Qatar, Kroasia, dan negara lainnya.
Acara dimulai dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh Syamsul Bahri, dilanjutkan dengan pembacaan Sholawat Badar yang syahdu oleh Fatimatuzuhra. Seluruh peserta kemudian berdiri khidmat dalam doa bersama, memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT untuk keluarga besar yang kembali disatukan.
H. Harun Manzola, SE., MM., salah seorang tokoh dan sesepuh keluarga, turut menyampaikan pesan mendalam.
“Silaturahmi adalah roh masyarakat kita. Ia adalah ruh yang selama 47 tahun dirindukan, dan hari ini, alhamdulillah, telah kita rajut kembali. Semoga semangat ini terus hidup di dada anak cucu kita,” ujarnya penuh semangat.
Sebagai puncak spiritualitas, tausyiah disampaikan oleh Tgk. Dr. Ahmad Sudiyanto, MA., yang mengingatkan pentingnya menjaga silaturahmi dalam bingkai iman dan kasih sayang sesama.
Salah satu sesi paling menyentuh adalah perkenalan lintas generasi, dipandu kembali oleh Syamsul Bahri. Momen ini mempertemukan wajah-wajah baru yang lahir dari silsilah lama—menghubungkan kembali simpul-simpul persaudaraan yang sempat merenggang oleh waktu.
Acara dipandu dengan hangat oleh Ayun Dasri, putra bungsu dari ibu Aminah, cucu dari almarhum Muhammad, Aman Akub. Ia menutup acara dengan pantun sarat makna:
Burung nuri terbang ke dahan,
Hinggap sebentar lalu terbang ke hulu.
Simpang Empat penuh kenangan,
Warisan leluhur yang tetap menyatu.
Di akhir acara, disepakati secara aklamasi bahwa Drh. Sofyan.M.Si akan memimpin organisasi resmi Keluarga Besar Urang Simpang Empat Sedenge, sebagai Ketua Umum. dan pada saat ini, beliau menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bener Meriah. Struktur organisasi lainnya akan segera ditetapkan oleh panitia terpilih untuk memastikan kesinambungan dan kelangsungan silaturahmi di masa mendatang.
Pertemuan ini bukan hanya sebuah acara, melainkan tonggak sejarah yang mengukuhkan bahwa waktu dan jarak tak mampu memutus ikatan darah dan cinta keluarga. Semoga api kebersamaan ini terus menyala dan menjadi warisan abadi bagi generasi mendatang. ( Pujo )