Jombang, Satupena.co.id.– Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Jombang pada Jumat (27/6/2025) untuk meninjau kesiapan pelaksanaan program Sekolah Rakyat di gedung sementara di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Mojoagung, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung. Kunjungan ini merupakan bagian dari persiapan peluncuran Sekolah Rakyat secara nasional yang dijadwalkan pada 14 Juli 2025.
Program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif pemerintah pusat dan daerah dalam rangka memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Sekolah ini berbasis boarding school dan diharapkan mampu memberikan pendidikan yang merata dan berkualitas.
Dalam peninjauan tersebut, Gubernur Khofifah didampingi oleh Wakil Bupati Jombang, Salmanudin, S.Ag., M.Pd, serta jajaran Pemkab Jombang. Mereka meninjau kesiapan bangunan sementara yang akan digunakan sebagai ruang belajar dan asrama siswa.
“Di Jawa Timur, terdapat 19 lokasi yang akan memulai program Sekolah Rakyat, salah satunya di Jombang. Sekolah Rakyat merupakan program kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk pemerataan akses pendidikan,” ungkap Khofifah.
Gubernur menjelaskan bahwa di Jombang akan dibuka empat rombongan belajar (rombel), masing-masing dua untuk tingkat SMP dan dua untuk SMA, dengan kapasitas masing-masing rombel sebanyak 25 siswa. Total akan ada 100 siswa yang mengikuti program ini pada tahap awal.
“Saya sudah konfirmasi ke Dinas Sosial, seperti di tempat-tempat lain, akan ada pertemuan dengan calon siswa dan orang tua untuk menjelaskan mekanisme pembelajaran di Sekolah Rakyat yang semuanya berbasis boarding school,” terang Gubernur Khofifah kepada wartawan.
“Untuk pembangunan secara utuh, kita menunggu pusat membangun sesuai dengan desain yang sudah disepakati oleh Bapak Presiden Prabowo,” imbuhnya.
Sekolah Rakyat diharapkan menjadi model pendidikan inklusif yang tidak hanya menyasar aspek akademik, tetapi juga pembinaan karakter dan kemandirian siswa. Program ini menjadi langkah strategis dalam mengurangi ketimpangan pendidikan di Indonesia, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. ( Gondrong )