AcehBerita

Disdikbud Pijay Akan Panggil Kepsek Terkait Kegiatan Sekolah di Sungai

152
×

Disdikbud Pijay Akan Panggil Kepsek Terkait Kegiatan Sekolah di Sungai

Sebarkan artikel ini

0:00

Poto: Makmur, M.Pd, Kabid Dikdas, Disdikbud Pidie Jaya.

Pidie Jaya-satupena.co.id:
Kejadian yang hampir merenggut nyawa dua murid SDN 6 Meurah Dua, saat refreshing bersama dewan guru, disesalkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pidie Jaya, Aceh, Jumat, 03/05/2024.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pidie Jaya, Auren Anny, M.Pd, melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabiddikdas) Makmurrzal, M.Pd, yang akrab disapa Makmur, mengatakan, acara mandi bareng murid ke sungai bukanlah bagian dari Mata Pelajaran Wajib di sekolah, itu hanya refreshing saja, agar tidak penat di dalam ruangan.

“Acara ajak murid mandi bersama ke sungai, bukanlah Mata Pelajaran Wajib Sekolah Dasar, tapi itu hanya kebijakan sekolah,” ujar Makmur.

Baca juga Artikel ini :   Polda Sumsel Buru Oknum Polisi Koboi Yang Tembak dan Tusuk Debt Collector

“Kita akan tangani secepatnya, sebelum ada kejadian yang lebih parah lagi,” lanjut Makmur.

Setiap kebijakan atau kegiatan yang dilakukan sekolah, yang lokasi kegiatannya diluar pekarangan sekolah, seharusnya kepala sekolah melapor kepada Dinas secara tertulis (Surat), agar pihak dinas mengetahui. Karena setiap kegiatan ada aturannya. Tidak sembarangan kegiatan. Apalagi di areal yang tidak bersahabat, dan bisa mencelakai murid dan guru itu sendiri.

Selain itu, kepala sekolah agar lebih bijak dalam membuat kegiatan yang diikuti peserta didik. Kepala Sekolah harus mengkaji sisi manfaat dan mudharatnya, kondisi lokasi yang nyaman bagi murid-murid. Guru juga tidak membawa murid ke areal berbahaya yang bisa berakibat fatal. Seperti membawa murid mandi-mandi di sungai, yang kondisi sungai diluar pengetahuan para guru.

Baca juga Artikel ini :   Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil Mendadak Datangi Mapolrestabes Palembang, Ada Apa.

“Sungai Meureudu, Mulai dari Lhok Sandeng sampai ke Kuala, sudah berapa korban (anak sekolah) yang meninggal karena hanyut terbawa arus. Dibilang angker, bisa jadi, sebab menurut cerita warga di DAS tersebut, air sungai sering datang secara tiba-tiba karena hujan di hulu, sungai Meureudu tidak memberi tanda-tanda. Air bisa datang secara tiba-tiba, padahal di sekitar lokasi tidak ada hujan atau mendung. Dan ini yang sangat kita takutkan, Na u zubillahhi kin Zalik,” ucap Makmur.

Terkhusus kejadian di SDN 6 Meurah Dua, tentang refreshing guru dan murid di Krueng Meureudu (Sarah Mane), pihak Dinas sama sekali tidak tahu. Sebab kepala sekolah tidak memberitahu, baik secara tulisan maupun lisan. Dan ini suatu kesalahan besar yang dilakukan kepala sekolah. Sebab Krueng tersebut sudah banyak menelan korban.

Baca juga Artikel ini :   Ketum SPBI Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Era Kepemimpinan Prabowo Subianto

“Kami akan memanggil kepala sekolah untuk meminta klarifikasi terkait mengajak murid-murid untuk mandi-mandi di sungai. Meski acara tersebut kearifan lokal, tapi jika terjadi sesuatu, bagaimana?”

Kejadian tersebut, menjadi pelajaran kita bersama, terutama sekolah-sekolah, termasuk Komite sekolah, harus memantau kegiatan-kegiatan yang dilakukan sekolah, apakah wajar atau tidak wajar. Fungsi komite adalah wakil masyarakat (wali murid) untuk meninjau perilaku sekolah. Keluhan wali murid. Lalu berembuk bersama pihak sekolah. Jika komite sekolah cuma diam saja (pasif), untuk apa ada komite di sekolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *