Aceh Utara, Satupena.co.id, – Hari Raya Idul Adha 1446 H di Gampong Tanjong Dalam Selatan kecamatan langkahan kabupaten Aceh Utara bukan sekadar momentum keagamaan. Di balik penyembelihan 7 sapi dan 4 kambing, tersembunyi cerita tentang kemandirian sebuah desa dan sinergi antar generasi dalam melaksanakan ibadah kolektif yang sarat makna.
Tanpa bergantung pada bantuan luar, warga Gampong Tanjong Dalam Selatan secara mandiri mengorganisasi seluruh rangkaian ibadah qurban — mulai dari penggalangan dana melalui sistem pantungan, proses penyembelihan, hingga distribusi daging kepada warga yang berhak menerima. Semua dilakukan berdasarkan hasil musyawarah gampong, mencerminkan kesadaran kolektif dan kematangan sosial masyarakat setempat.
“Alhamdulillah, ini semua murni inisiatif dan hasil gotong royong masyarakat. Tidak ada sponsor atau bantuan dari luar. Kami percaya, selama kita bersatu dan ikhlas, Allah mudahkan segalanya,” ujar Geusyik Samsul Bahri.
Yang tak kalah menarik, keterlibatan aktif generasi muda turut mewarnai pelaksanaan qurban tahun ini. Para remaja dan anak-anak tampak antusias membantu kegiatan — mulai dari menata logistik, membersihkan lokasi, hingga ikut mendistribusikan daging. Di saat sebagian besar kegiatan desa didominasi kalangan tua, semangat partisipasi anak muda menjadi napas baru bagi Gampong Tanjong Dalam Selatan.
Tuha Peut Amiruddin melihat ini sebagai modal sosial yang sangat berharga. “Kemandirian desa bukan hanya soal materi, tapi bagaimana nilai-nilai seperti gotong royong, keikhlasan, dan kepedulian ditanamkan sejak dini. Generasi muda kita harus mewarisi itu.”
Tidak ada panggung mewah atau liputan besar-besaran. Namun apa yang dilakukan warga Tanjong Dalam Selatan justru menjadi contoh nyata bagaimana desa bisa berdiri tegak dalam kemandirian, menyelenggarakan ibadah kolektif secara tertib, mandiri, dan penuh kekeluargaan.
Idul Adha di gampong ini bukan sekadar perayaan — ia adalah pengingat bahwa kekuatan desa ada pada kesatuan hati warganya.
Reporter: ZAS