Takengon-satupena.co.id
Buku “Mengenal Dunia Sastra Arab” yang ditulis Prof. Dr. Nuzwaty, M. Hum. dan Assoc. Prof. Dr. Shafwan Hadi Umry, M. Hum. terbit. “Alhamdulillah, sudah selesai cetak. InsyaAllah besok sudah dikirim ke Medan. Penulisan buku ini kami lakukan dengan harapan dapat memberikan kontribusi dalam pengadaan dan menambah khasanah tulisan-tulisan yang bertautan dengan kajian sastra, khususnya kajian sastra Arab. Keinginan untuk menulis buku ini juga terinspirasi karena kurangnya buku-buku sastra Arab yang disajikan dalam bahasa Indonesia,” kata Prof. Dr. Nuzwaty, M. Hum. melalui pesan WA, Rabu (3/7/2024)
Buku ukuran A5, setebal 159 hal, terbitan Mahara Publishing (2024), jelas Dosen Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) itu, terdiri dari Pendahuluan, Bab I tentang Dunia Sastra Arab, Bab II Sastra Arab Klasik, Bab III Sastra Arab Modern, Bab IV Membaca Puisi Penyair Arab, Bab V Penutup, disertai lampiran puisi Arab Klasik. “Masa Arab Klasik, ditulis mulai Masa Jahiliyah (Al-asr Al-Jahiliy), Masa Awal Islam, Masa Pemerintahan Umayyah (Shadr al-Islam), sampai Masa Pemerintahan Abbasiyah (Shadr al-Islam). Demikian di era modern, dibahas, mulai dari Aliran Neoklasik, Aliran Romantisme, sampai Aliran Apollo,” ujarnya.
Sementara itu, Assoc. Prof. Dr. Shafwan Hadi Umry, M. Hum., mengungkapkan, sastra Arab dalam khazanah kesusastraan Indonesia tidak banyak diketahui dan dibicarakan oleh kritikus sastra dan pemerhati sastra Indonesia. Padahal, dunia Arab itu sendiri khususnya pada bidang keagamaan sangat akrab dan mendapat perhatian serius. Bahkan, begitu dalam dikaji dan didiskusikan dalam sidang ‘halakah’ berupa diskusi dan konsultasi.
“Di sisi lain, Islam sebagai agama ‘Rahmatalilalamin’ menjadi kepercayaan dan keyakinan mayoritas masyarakat Indonesia. Di dalam Al Qur’an sendiri, ada surat Assyuara (surah tentang penyair), yang menggambarkan manusia penyair. Dalam dua kutub ekstremnya, kini penyair yang tak bagus fi’il (kelakuan) sebagai tukang “sihir kata-kata.” Pada kutub lain, sebagai penyair yang beriman dan beramal saleh sangat mempesona dan menimbulkan keharuan yang abadi bagi pembacanya di Indonesia,” ujar Dosen Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMN Alwashliyah Medan (2010-2021) tersebut.
Dilanjutkannya, keterbatasan informasi lain tentang dunia sastra Arab menyebabkan masyarakat di Indonesia hanya mengenal berapa tokoh sastrawan Arab yang sangat terkenal pada zamannya, seperti Hasan bin Tsabit RA, yang merupakan seorang penyair yang sangat terkenal yang hidup di masa kenabian Rasulullah Muhammad SAW. “Beliau merupakan penyair dan sahabat baginda rasul. Tokoh sastrawan kedua, Zuhayr bin Abi Sulma (520-609 M) merupakan penyair Arab pada zaman jahilliyah (pra-Islam) pada abad 6 yang akhir masuk Islam dan menjadi penyair handal pada masa awal datangnya Islam. Kemudian, Abu Nawas, penyair terpopuler yang menghimpun cerita Seribu Satu Malam (“Alf Layla wa-Layla”) pada zaman Abbasiyah,” tuturnya.
Penyair berikutnya, terang alumnus (S-3) Prodi Linguistik Konsentrasi Kesusastraan Fakultas IlmuBudaya USU (2014) itu lagi, Gibran Khalil Gibran, merupakan penyair yang sangat terkenal pada fase Sastra Arab Modern. Buah karyanya yang sangat populer adalah “The Prophet” terhimpun 26 prosa handalan di zamannya hingga kini. “Selain beberapa penyair Arab yang dikenal di Indonesia, melalui puisi Hamzah Fansuri, kita lebih akrab melihat sastra Arabi itu dalam kependekaran beliau mengembangkan jurus-jurus sastra sufi yang berbasis Islami. Fansuri menekankan beberapa keunikan dalam mengeksperikan karya-karya puitisnya, di antaranya penekanan penyair terhadap individualitas atau kesadaran diri tentang kebebasannya dalam mengekspresikan pengalaman pribadinya,” tutupnya.