Langsa, Satupena.co.id – Wali Kota Langsa, Jeffry Sentana S. Putra, SE, secara resmi membuka Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Langsa Tahun 2025–2030, yang digelar pada Jumat (13/6/2025) di Aula Sekretariat Daerah Kota Langsa.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Langsa, Ketua DPRK Langsa, Ketua TP-PKK, Ketua MPU, MPD, MAA, dan Baitul Mal Kota Langsa, Rektor Unsam dan IAIN Langsa, Pj. Sekretaris Daerah, para asisten, staf ahli, kepala SKPK, pimpinan BUMN dan BUMD, camat, pimpinan organisasi masyarakat dan perempuan, serta insan pers dari media cetak dan elektronik.
Dalam sambutannya, Wali Kota Langsa menyampaikan apresiasi atas partisipasi seluruh pemangku kepentingan yang hadir. Menurutnya, forum ini merupakan momentum strategis dalam menyusun arah kebijakan pembangunan Kota Langsa lima tahun ke depan.
“Forum ini menjadi bagian penting dalam proses penyusunan RPJMD sebagai dokumen perencanaan pembangunan yang memuat visi, misi, arah kebijakan, dan program prioritas kepala daerah terpilih,” ungkap Jeffry.
Ia menegaskan bahwa penyusunan RPJMD wajib disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan, khususnya Pasal 65 dan 264 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, serta Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2025.
“RPJMD harus ditetapkan paling lambat enam bulan setelah pelantikan kepala daerah. Karena itu, forum ini harus segera kita laksanakan agar agenda selanjutnya dapat diselesaikan tepat waktu,” tegasnya.
Jeffry menjelaskan, terdapat tiga agenda utama dalam proses penyusunan RPJMD, yaitu:
- Persiapan penyusunan RPJMD dan Renstra perangkat daerah,
- Penyusunan substansi RPJMD,
- Proses penetapan RPJMD.
Semua tahapan tersebut akan dikoordinasikan oleh Bappeda, dan Wali Kota mengimbau seluruh pihak untuk berperan aktif dan bertanggung jawab dalam setiap prosesnya.
Dalam pidatonya, Jeffry juga menyinggung soal paradigma kepemimpinan yang berpihak pada masyarakat.
“Tidak cukup seorang wali kota hanya turun langsung mengutip sampah tanpa membangun sistem pengelolaan sampah yang terpadu. Kalau hanya untuk itu, sangat disayangkan biaya besar dikeluarkan untuk memilih seorang kepala daerah,” katanya.
Ia menekankan bahwa kepemimpinan harus berpihak pada pembangunan sistem yang membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Kota Langsa. Menurutnya, “merakyat” bukan sekadar simbolis, tetapi bagaimana pemimpin mampu mengambil keputusan strategis yang berdampak luas.
“Kita harus fokus pada pengurangan angka pengangguran, peningkatan ekonomi dan daya beli masyarakat, serta penegakan syariat Islam secara kaffah yang ditopang dengan anggaran yang jelas,” ujar Jeffry.
Ia juga membuka ruang dialog dan masukan dari masyarakat dalam penyusunan kebijakan, selama dilakukan dengan itikad baik dan bukan atas dasar sentimen pribadi.
“Kami bukan anti kritik. Justru kami lahir dari rahim oposisi. Kritik yang membangun sangat kami perlukan sebagai bahan perbaikan,” ucapnya.
Di akhir sambutannya, Jeffry Sentana mengungkapkan visi pembangunan jangka menengah Kota Langsa, yaitu:
“Langsa Juara dan Berkelanjutan.”
Menurutnya, “Juara” dimaknai sebagai kondisi terbaik yang dicapai oleh masyarakat sebagai hasil kinerja optimal dari pemerintah daerah. Sedangkan “Berkelanjutan” merujuk pada pembangunan yang mampu menjaga keseimbangan antara aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi secara konsisten.
Dengan mengucap “Bismillahirrahmanirrahim,” Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJMD Kota Langsa Tahun 2025–2030 secara resmi dibuka oleh Wali Kota.
(4n1)
