Bener Meriah, satupena.co.id – Sudah hampir dua dekade, masyarakat Kampung Bener Mulie, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, hidup dalam kesulitan akibat kondisi jalan utama yang rusak parah dan tak kunjung diperbaiki.
Jalan penghubung dari Kampung Bener Mulie menuju Kebun Baru dan Pasar Impres Simpang Balek, khususnya di Dusun Kalangsiki, semakin hari memperihatinkan.
Sejak tahun 2005, jalan ini hanya menjadi saksi bisu perjuangan warga. Lapisan aspal yang dulu pernah ada telah hancur dan retak, menyisakan batu-batu berserakan serta permukaan jalan yang tidak rata.
“Tidak jarang pengendara terjatuh karena kondisi jalan yang sangat rusak ini. Kami sangat kesulitan melewati jalur ini, apalagi saat membawa hasil kebun,” keluh Adi, salah seorang warga, Jum’at (26/9/2025).
Bagi masyarakat Atu Gantung Bener Mulie dan masyarakat Desa lainnya jalan ini bukan sekadar rute biasa, melainkan urat nadi perekonomian. Setiap hasil kebun kopi, sayuran, dan produk pertanian lainnya harus melewati jalan ini.
Namun, kerusakan jalan yang semakin parah, ditambah aliran parit limbah yang memotong jalur, membuat perjalanan menjadi semakin berat dan berbahaya.
Lebih memilukan lagi, kondisi jalan yang rusak ini mengancam masa depan generasi muda. Banyak siswa yang setiap hari menempuh perjalanan menuju MTSN, SD Negeri 1, dan SD Negeri 2 Bener Mulie harus mempertaruhkan keselamatan. Tidak sedikit anak-anak yang terjatuh dari sepeda motor ketika berangkat maupun pulang sekolah.
“Sebagai orang tua, kami selalu cemas. Anak-anak harus melewati jalan ini setiap hari. Rasanya seperti menyerahkan mereka pada bahaya,” ungkap seorang ibu dengan mata berkaca-kaca.
Kini, warga hanya bisa berharap suara mereka didengar oleh pemerintah. Perbaikan jalan ini bukan saja masalah infrastruktur, melainkan urusan kehidupan, keselamatan, pendidikan, dan harapan ribuan jiwa yang menggantungkan hidup di sepanjang jalur tersebut.
“Cukuplah kami menderita selama 20 tahun. Kami memohon pemerintah segera turun tangan. Jangan biarkan jalan ini terus menjadi penghalang bagi masa depan kami,” tutup Adi penuh harap.