BeritaPendidikanSUMATERA UTARA

Perguruan Tinggi Siap Berperan Mewujudkan Program Asta Cita Presiden

×

Perguruan Tinggi Siap Berperan Mewujudkan Program Asta Cita Presiden

Sebarkan artikel ini

Perguruan Tinggi Siap Berperan Mewujudkan Program Asta Cita Presiden

0:00

Medan//Satupena.co.id.Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah I Sumatera Utara, Prof Syaiful Anwar Matondang, menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendukung program nasional yang sejalan dengan “Asta Cita” Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo-Gibran.

Perguruan tinggi diharapkan berkontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), ketahanan pangan, energi hijau (green energy), serta penanganan stunting sebagai bagian dari upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung pembangunan nasional. Kita ditugaskan untuk membantu Swasembada, termasuk dalam ketahanan pangan, energi terbarukan, serta peningkatan SDM yang profesional. Ini menjadi langkah strategis agar Indonesia siap menghadapi tantangan global kedepannya salah satunya SDM yang profesional, katanya kepada wartawan dalam kegiatan sharing session bersama Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Wamendiksaintek), yang digelar APPERTI bersam APTISI Sumut, di Hotel Santika Dyandra, Medan. Sabtu (1/2/2025).

Ia mengatakan dalam implementasinya, perguruan tinggi harus aktif bekerja sama dengan pemerintah desa, kabupaten, dan kota. Program ini akan mencakup dukungan terhadap produksi beras nasional, pengembangan teknologi energi terbarukan, serta pemberdayaan SDM melalui pendidikan dan pelatihan.

Baca juga Artikel ini :   Resmi Dilaporkan Ke Polda Sumut Akun Facebook Milik Asmar Benny Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Selain itu, isu stunting juga menjadi perhatian utama. “Kita harus memastikan generasi mendatang tumbuh dengan sehat dan memiliki kualitas hidup yang baik. Perguruan tinggi bisa berperan dalam penelitian, edukasi masyarakat, serta pengembangan program yang mendukung kesehatan ibu dan anak,” ltambahnya.

Prof Syaiful juga menyoroti pentingnya partisipasi perguruan tinggi swasta dalam program ini. Karenanya saat ini, pihaknya tengah melakukan identifikasi terhadap perguruan tinggi swasta yang memiliki kapasitas untuk berkontribusi secara aktif.

“Kami akan segera mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang dimiliki perguruan tinggi swasta. Mana saja yang mampu berperan dalam program Swasembada, green energy, serta penanganan stunting akan didorong untuk ikut serta. Perguruan tinggi swasta harus berkontribusi nyata bagi masyarakat,” tegasnya.

Dengan adanya sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah, diharapkan langkah ini dapat mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan, sekaligus mempersiapkan SDM unggul yang siap bersaing di tingkat global menuju Indonesia Emas 2045.

Baca juga Artikel ini :   Dr. Iswadi, M.Pd. : Airlangga Hartarto, Merupakan Pahlawan Ekonomi RI

Sementara itu, Wamendiksaintek Prof Fauzan menekankan pentingnya peran perguruan tinggi swasta dalam mendukung sistem pendidikan nasional yang lebih inovatif dan responsif terhadap tantangan zaman. Dalam sebuah pernyataannya, ia menyinggung sejauh mana perhatian pemerintah terhadap dinamika yang terjadi di dunia pendidikan tinggi.

“Seberapa besar sih perhatian pemerintah terhadap pergulangan di suasana?” ujar Wakil Menteri dalam sebuah diskusi, menyoroti perlunya fleksibilitas dan improvisasi dalam menghadapi perubahan.

Perguruan tinggi harus mampu berimprovisasi sendiri dalam menghadapi tantangan. Ia mencontohkan bagaimana pendekatan berbeda diperlukan untuk perguruan tinggi swasta dan negeri, mengingat karakteristik masing-masing yang unik.

Menurut Wamendiksaintek, salah satu kendala utama yang dihadapi perguruan tinggi swasta adalah regulasi yang sering kali membatasi inovasi. “Mengapa membuka program baru harus terkendala sistem yang tidak menyediakan nomenklaturnya? Ini menjadi tantangan besar bagi kita semua,” ungkapnya.

Baca juga Artikel ini :   Mantan Panglima GAM Wilayah Linge, Fauzan Azima; “Jangan Sepelekan Perjanjian Damai RI-GAM”

Lebih lanjut, ia menyoroti perbedaan mendasar antara perguruan tinggi negeri dan swasta. “Di negeri, pemimpinnya cenderung akademik leader. Sementara di swasta, harus menjadi akademik sekaligus entrepreneurship leader. Ini perbedaan kultur yang harus kita kelola dengan baik,” tambahnya.

Sebagai solusi, Wakil Menteri menekankan pentingnya menciptakan program pendidikan yang lebih pasti dan terstruktur. Ia mencontohkan pengalaman di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan program “UMM Pasti”, yang memastikan mahasiswa dapat lulus dalam 3,5 hingga 4 tahun.

“Jangan sampai mahasiswa kita terlalu lama menempuh pendidikan. Jika kita bisa memberikan kepastian, masyarakat akan semakin percaya pada kita,”pungkasnya.

Dengan semakin cepatnya perubahan di dunia pendidikan, Wakil Menteri berharap regulasi dapat lebih fleksibel dan mendukung inovasi, sehingga perguruan tinggi swasta mampu bersaing dan memberikan kontribusi optimal bagi pembangunan bangsa. (Red/Ade Saputra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *