Langsa, Satupena.co.id – Menjelang peringatan Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke-49 pada 4 Desember mendatang, Kepolisian Resor Langsa menggelar pertemuan tertutup dengan unsur Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Partai Aceh (PA) Kota Langsa, Jumat pagi (21/11/2025). Pertemuan yang berlangsung di Poska Langsa tersebut menjadi bagian dari upaya memperkuat jalur komunikasi dan mencegah potensi gesekan keamanan pada momen yang kerap mendapat atensi khusus dari aparat.
Silaturahmi tersebut dipimpin langsung Kapolres Langsa, AKBP Mughi Prasetyo Habrianto, S.I.K., dan turut dihadiri perwakilan TNI, jajaran Intelkam Polres Langsa, serta para Panglima Sagoe dari berbagai wilayah. Dari unsur KPA/PA, hadir Rusbah alias Raja King, Panglima Sagoe Langsa Timur, mewakili Ketua KPA Kota Langsa.
Dalam forum tersebut, Kapolres Mughi menegaskan bahwa komunikasi terbuka merupakan bagian dari cooling system menjelang 4 Desember—tanggal yang diperingati eks kombatan GAM sebagai hari lahir organisasi yang didirikan Tgk. Hasan Tiro pada 1976.
“Pertemuan ini untuk mempererat silaturahmi dan memastikan situasi tetap kondusif. Jika ada persoalan di lapangan, kami berharap KPA/PA dapat berkoordinasi langsung dengan Kepolisian,” ujar Mughi.
Ia meminta para Panglima Sagoe agar ikut menjaga stabilitas keamanan, termasuk menghindari kegiatan bersifat simbolik yang berpotensi menimbulkan ketegangan baru.
Sementara itu, Kasdim 0104/Aceh Timur Mayor Inf Hanafi memberikan imbauan tegas agar para mantan kombatan tidak mengibarkan Bendera Bulan Bintang selama momentum peringatan Milad.
“Pengibaran bendera itu bertentangan dengan aturan dan bisa memicu kekhawatiran masyarakat. Kita ingin suasana tetap damai,” tegasnya.
Hanafi menambahkan, TNI dan Polri akan meningkatkan patroli gabungan demi memastikan peringatan berlangsung aman dan tidak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu.
Kasat Intelkam Polres Langsa, IPTU Zulmahrita, menambahkan bahwa pengamanan berlapis akan diberlakukan pada 4 Desember. Ia kembali mengingatkan agar simbol-simbol yang berpotensi menimbulkan keresahan tidak dikibarkan.
Dari pihak KPA/PA, Panglima Sagoe Sungai Raya menyampaikan bahwa pihaknya telah mengingatkan para mantan kombatan agar tetap tenang dan tidak terprovokasi menjelang peringatan Milad.
“Kami mendukung penuh langkah menjaga perdamaian,” ujarnya.
Sementara itu, Rusbah alias Raja King menjelaskan bahwa hingga kini belum ada instruksi resmi dari pimpinan pusat KPA/PA terkait pelaksanaan Milad GAM di Kota Langsa.
“Biasanya kegiatan berupa syukuran, doa bersama, dan santunan. Jika nanti ada pelaksanaan, anggota dari sejumlah Sagoe di Langsa dan Aceh Timur akan hadir,” jelasnya.
Ia memastikan bahwa pihaknya telah mengarahkan seluruh anggota untuk tidak mengibarkan Bendera Bulan Bintang maupun simbol lain yang berpotensi melanggar hukum.
Menurut Rusbah, rencana kegiatan tingkat provinsi kemungkinan akan dipusatkan di Aceh Utara, namun hal tersebut masih menunggu persetujuan pemerintah pusat.
“Kami imbau seluruh pihak untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri atau mengganggu ketenangan masyarakat Aceh,” tambahnya.
Lebih dari 19 tahun pasca penandatanganan MoU Helsinki, isu bendera dan simbol tetap menjadi titik sensitif dalam dinamika keamanan Aceh. Karena itu, aparat menilai pertemuan seperti yang digelar di Langsa sangat penting guna mencegah potensi provokasi dan menjaga keberlangsungan perdamaian.
Pertemuan antara Polres, TNI, dan unsur KPA/PA tersebut berlangsung hampir dua jam. Tidak tampak ketegangan; sebaliknya, semua pihak sepakat menjaga kestabilan serta menghormati ketenteraman masyarakat menjelang 4 Desember.
“Perdamaian Aceh bukan sekadar slogan, tetapi amanah yang harus kita jaga bersama,” tutup Kapolres Mughi. ( 4NI )










