Jakarta-satupena.co.id
Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Dr. Iswadi, M.Pd mengatakan Pemilu 2024 telah berlalu, dan Indonesia memasuki periode baru dalam arah politiknya.
“Pasca-pemilu, Indonesia menghadapi beragam tantangan dan peluang dalam upaya membangun demokrasi yang lebih kokoh dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya,” ujar Dr. Iswadi, M. Pd. kepada wartawan, Kamis 28 Maret 2024.
Menurut Akademisi yang juga Politisi Asal Aceh ini Setelah pemilihan umum yang penuh gairah dan bersemangat, peta politik Indonesia mengalami pergeseran yang signifikan.
Partai-partai politik yang berlaga dalam kontestasi demokrasi ini berjuang memperebutkan suara rakyat dan kursi di parlemen.
Namun, setelah penghitungan suara selesai, hasilnya menghasilkan pemandangan politik yang lebih beragam dan penuh dengan koalisi.
Salah satu ciri khas pasca-pemilu 2024 adalah meningkatnya pluralitas politik.
“Tidak seperti pemilu sebelumnya, di mana partai dominan mendominasi pemandangan politik, hasil pemilu kali ini menciptakan suasana di mana kekuatan politik terbagi lebih merata di antara beberapa partai besar dan kecil,” katanya.
“Hal ini mencerminkan semakin matangnya pemahaman politik rakyat Indonesia dan keinginan mereka untuk memilih berdasarkan platform dan program, bukan hanya loyalitas terhadap satu partai,” tambahnya.Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut menyebutkan dalam konteks ini, koalisi menjadi kunci dalam pembentukan pemerintahan.
Partai yang mendapatkan suara mayoritas tidak lagi bisa secara otomatis membentuk pemerintahan sendiri.
Sebaliknya, mereka harus menjalin aliansi dengan partai lain untuk memperoleh mayoritas di parlemen. Ini menghasilkan negosiasi politik yang intens antara berbagai kepentingan dan ideologi.
Salah satu hasil menarik pasca-pemilu adalah meningkatnya peran partai-partai minoritas dan baru.
Meskipun tidak memiliki dukungan mayoritas, partai-partai ini sering kali menjadi penentu dalam pembentukan koalisi.
“Mereka menggunakan posisi tawar mereka untuk memperjuangkan agenda-agenda khusus dan mempengaruhi kebijakan pemerintah. Hal ini menandai penguatan demokrasi representatif di Indonesia, di mana suara setiap partai dihargai dan diakui,” ucapnya.
Lanjut, di tengah dinamika politik pasca-pemilu, stabilitas politik tetap menjadi fokus utama.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat dan persaingan antarpartai, semua pihak berkomitmen untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.
“Ini penting untuk memastikan kelancaran pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, serta menjaga kedaulatan negara dari berbagai tantangan dalam dan luar negeri,” ucapnya lagi.
Namun demikian menurut Dr. Iswadi, M.Pd, tantangan besar juga menghadang dalam arah politik pasca-pemilu.
Salah satunya adalah polarisasi politik yang semakin membesar. Perbedaan ideologi dan pandangan antarpartai menyebabkan polarisasi yang tajam di masyarakat.
“Hal ini dapat menghambat proses pengambilan keputusan dan memperkeruh suasana politik secara keseluruhan,” kata Dr. Iswadi, M.Pd
Selai itu, lanjut Dr. Iswadi, M.Pd, isu-isu sosial dan ekonomi terus menjadi sorotan utama dalam politik pasca-pemilu.
“Seperti Ketimpangan ekonomi, ketidaksetaraan gender, dan masalah lingkungan masih menjadi persoalan yang perlu ditangani oleh pemerintah dan parlemen,” tutur nya.
Partai-partai politik bersaing untuk menyajikan solusi-solusi yang efektif dan meraih dukungan rakyat. tambahnya.
“Dalam hal ini, peran civil society dan media juga semakin penting dan Mereka harus berperan sebagai pengawas dan penyeimbang dalam sistem politik, untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam pengambilan keputusan. Gerakan masyarakat sipil dan jurnalisme investigatif harus bisa memainkan peran krusial dalam memerangi korupsi dan melindungi hak-hak warga negara,” jelas Dr. Iswadi, M.Pd.
Namun Dr. Iswadi, M.Pd. menjelaskan tantangan terbesar dalam arah politik pasca-pemilu adalah mempertahankan integritas demokrasi itu sendiri.
Ancaman terhadap demokrasi, baik dari dalam maupun luar negeri, harus dihadapi dengan tegas.
“Hal ini meliputi upaya untuk melindungi kebebasan berpendapat, memperkuat lembaga-lembaga demokratis, dan memastikan proses pemilihan yang bersih dan adil,” katanya.
Dalam menghadapi semua tantangan ini, kepemimpinan politik menjadi krusial.
Para pemimpin politik diharapkan untuk bersikap bijaksana, bertanggung jawab, dan melayani kepentingan rakyat.
Mereka harus mampu mengatasi perbedaan dan konflik, serta membangun konsensus untuk mencapai kemajuan bersama.
“Di sisi lain, partisipasi politik juga menjadi penting dalam menjaga keseimbangan kekuatan dalam sistem politik. Rakyat Indonesia diharapkan untuk terus aktif dalam proses politik, baik melalui pemilihan umum maupun melalui berbagai mekanisme partisipasi publik lainnya,” sebutnya.
Dengan demikian, kepentingan rakyat dapat tercermin dengan baik dalam kebijakan dan keputusan pemerintah.
Dalam pandangan optimis, arah politik pasca-pemilu 2024 membawa harapan baru bagi Indonesia. Dengan pluralitas politik yang meningkat, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dan suara mereka dihargai secara lebih merata. Ini dapat menghasilkan inovasi politik, pemerintahan yang lebih akuntabel, dan pembangunan yang lebih inklusif bagi semua lapisan masyarakat.
Namun, tantangan dan risiko tetap ada, dan perlu ada komitmen bersama untuk mengatasinya. Dengan kerja sama antara pemerintah, partai politik, civil society, dan masyarakat umum, Indonesia dapat menghadapi masa depan dengan keyakinan dan optimisme.
Visi untuk Indonesia yang lebih demokratis, adil, dan makmur dapat diwujudkan melalui upaya bersama dalam arah politik pasca-pemilu ini.
“Arah politik Indonesia mungkin dipengaruhi oleh hasil pemilihan dan dinamika politik yang berkembang. Potensi terbentuknya koalisi baru atau perubahan kebijakan dapat memengaruhi arah politik secara keseluruhan dan Diperlukan waktu untuk melihat perkembangan konkret pasca-pemilu untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas,” demikian pungkas Dr. Iswadi, M.Pd.