Scroll untuk baca artikel
ACEH TIMUR

Ketika Negara Absen: Keluarga Zulkifli Tinggal di Seng Terbakar, Pemerintah Aceh Timur Diam

372
×

Ketika Negara Absen: Keluarga Zulkifli Tinggal di Seng Terbakar, Pemerintah Aceh Timur Diam

Sebarkan artikel ini

Aceh Timur 12 Juli 2025 — Di balik semak belukar Gampong Tualang Pateng, Kecamatan Peureulak Timur, berdiri sebuah gubuk yang hampir tak layak disebut rumah. Dindingnya dari seng hangus bekas terbakar, atapnya dari terpal robek yang sudah kusam. Di tempat itulah Zulkifli (53), istrinya Nurhayati (48), dan keempat anak mereka bertahan hidup selama dua bulan terakhir.

 

Sejak rumah mereka dilalap api, keluarga ini seolah terhapus dari peta kemanusiaan. Tidak ada bantuan. Tidak ada petugas. Hanya ada luka, dingin malam, dan panas siang yang menusuk lewat celah-celah seng yang menghitam.

 

Zulkifli tak lagi bisa bekerja keras akibat kaki kanannya cedera parah dalam kecelakaan saat dulu menjadi sopir dam truk. Sementara Nurhayati berusaha tegar di tengah ketidakpastian, mendampingi anak-anak mereka: Juli Yanti (22), Azura (16), Mansur (13), Zahhira (10), dan Aisyah (8). Setiap malam, anak-anak tidur beralas tikar lusuh, beratapkan langit yang bocor jika hujan turun. Dan semuanya akan terus sunyi… kalau bukan karena satu video singkat di TikTok.

Baca juga Artikel ini :  Muhajir Dipulangkan dari Malaysia Karena Kecelakaan Kerja, Haji Uma dan PPAM Bantu Fasilitasi

 

Video itu memperlihatkan kondisi mengenaskan keluarga Zulkifli, dan tak butuh waktu lama untuk membuat nurani publik tergugah. Salah satunya, Wakil Ketua DPRK Aceh Timur, Junaidi, SE, yang langsung tergerak. Bersama Muhammad, SE—dikenal sebagai Amad Leumbeng, mantan Cawabup Aceh Timur—mereka mengunjungi keluarga tersebut pada Sabtu (12/7/2025), membawa bantuan dan harapan.

Baca juga Artikel ini :  Dedi Saputra Minta KIP Aceh Timur Jaga Netralitas Dalam Perekrutan PPS

 

“Saya benar-benar terpukul. Dua bulan mereka hidup di bawah seng hangus dan plastik robek, tanpa sentuhan pemerintah. Ini tak bisa dibiarkan, ucap Amad Leumbeng dengan suara berat.

 

Junaidi pun menyampaikan rasa kecewa. “Ini menunjukkan lemahnya sistem kita. Tanpa media sosial, mereka mungkin tetap tak terlilhat, katanya lirih.

 

Zulkifli sendiri tak kuasa menahan air mata saat menyambut kedatangan mereka.

“Terima kasih telah datang… Kami pikir tidak ada lagi yang peduli. Tapi hari ini, kami merasa tidak sendiri, ucapnya, memegang tangan tamunya dengan penuh rasa haru.

Baca juga Artikel ini :  Haji Tole Cs Ganti Peralatan KONI Aceh Timur Rusak Saat Kisruh Menjalang Musorkab.

 

Kisah Zulkifli dan keluarganya bukan hanya tentang kemiskinan. Ini tentang bagaimana satu keluarga bisa terlupakan oleh sistem, dan ditemukan kembali oleh rasa kemanusiaan. Warga sekitar berharap pemerintah tak lagi buta dan tuli terhadap penderitaan warganya.

 

Di antara dinding seng yang menghitam itu, kini ada satu cahaya kecil. Bukan dari listrik, tapi dari kepedulian yang akhirnya datang.

 

“Kalau bukan karena video itu, mungkin kami sudah dianggap tak ada, lirih Juli Yanti, anak sulung keluarga tersebut.

 

 

Reporter: ZAS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *