AcehBENER MERIAHBeritaPeristiwa

Kawanan 12 Gajah Liar Masuki Pemukiman Jalung SP 1, Warga Bener Meriah Panik dan Tanaman Rusak

95
×

Kawanan 12 Gajah Liar Masuki Pemukiman Jalung SP 1, Warga Bener Meriah Panik dan Tanaman Rusak

Sebarkan artikel ini

0:00

Poto: Penampakan 7 Ekor Gajah Liar di lokasi Perkebunan Warga transmigrasi SP 1 Jalung pada Jumat sore 19 September 2025.

Bener Meriah, Satupena.co.id – Konflik antara manusia dan satwa liar kembali terjadi di Kabupaten Bener Meriah. Sebanyak 12 ekor gajah liar dilaporkan memasuki pemukiman warga transmigrasi SP 1 Jalung, Dusun Jalung 2, Desa Blang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, pada Jumat malam (19/9/2025).

Kedatangan kawanan gajah yang muncul dari arah hutan membuat warga resah. Mereka terpaksa berjaga sepanjang malam karena khawatir satwa besar itu mendekati rumah-rumah penduduk. Beberapa tanaman produktif milik warga ikut menjadi korban amukan gajah, di antaranya jengkol, pete, pisang, dan tanaman perkebunan lain.

Baca juga Artikel ini :   Profil Calon Walikota dan Wakil Walikota Langsa Waled Tambi

“Untuk saat ini ada 12 ekor kawanan gajah liar yang berada di belakang rumah warga transmigrasi. Mereka sudah menghancurkan sejumlah tanaman seperti jengkol, pete, pisang, dan lainnya,” ujar Nurcholis, salah seorang warga SP 1 Jalung, saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Menurut Nurcholis, warga hanya bisa mengandalkan cara sederhana untuk mengusir gajah, yakni dengan menyalakan mercun (petasan). Namun, cara ini tidak sepenuhnya efektif karena gajah sering kembali setelah beberapa saat. “Kami hanya bisa berusaha sebisa mungkin, tapi tetap was-was,” tambahnya.

Poto: Suasana malam hari saat warga berusaha mengusir kawanan gajah liar dengan mengunakan petasan ( Mercun ) Jumat 19 September 2025.

Situasi ini membuat warga semakin khawatir karena kejadian serupa bukan kali pertama terjadi. Dalam beberapa bulan terakhir, kawanan gajah liar kerap turun ke areal perkebunan warga di Kecamatan Pintu Rime Gayo. Akibatnya, kerugian ekonomi masyarakat semakin bertambah akibat rusaknya tanaman yang menjadi sumber penghasilan mereka.

Baca juga Artikel ini :   Sucipto CS, Menitipkan ASA Kepada Paslon ERA Jika Mendapatkan Mandat Dari Masyarakat Bener Meriah

“Kami tidak bisa tidur tenang. Setiap malam harus berjaga, takut gajah masuk ke pekarangan rumah,” ungkap seorang warga lainnya.

Masyarakat berharap pemerintah daerah bersama pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera mengambil langkah nyata untuk menanggulangi konflik manusia dan gajah liar ini. Warga meminta adanya upaya penggiringan gajah kembali ke habitat aslinya maupun solusi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terus berulang.

Baca juga Artikel ini :   Jumat Curhat: Kapolres Pidie Jaya Dukung Gerakan Pijay Gleeh, Wujudkan Lingkungan Bersih dan Sehat

“Kami butuh perhatian serius, jangan sampai keselamatan kami terancam. Tanaman sudah banyak yang rusak, kalau dibiarkan bisa lebih parah lagi,” tegas Nurcholis.

Konflik gajah dengan manusia selama ini memang menjadi persoalan klasik di wilayah Bener Meriah dan sekitarnya. Pembukaan lahan dan semakin sempitnya habitat hutan diduga menjadi pemicu satwa berbelalai panjang itu sering masuk ke pemukiman.

Hingga berita ini diturunkan, kawanan gajah masih terpantau berada di sekitar area perkebunan warga. Masyarakat pun terus berjaga dengan segala keterbatasan, berharap kondisi segera aman dan pihak terkait segera turun tangan.

( Pujo )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *