Scroll untuk baca artikel
AcehBeritaLHOKSEUMAWE

Jalan Rusak Lumpuhkan Aktivitas ke SMPN 16 Lhokseumawe: Murid dan Petani Terjebak dalam Lumpur Bertahun-tahun

8
×

Jalan Rusak Lumpuhkan Aktivitas ke SMPN 16 Lhokseumawe: Murid dan Petani Terjebak dalam Lumpur Bertahun-tahun

Sebarkan artikel ini

Lhokseumawe, Satupena.co.id – Setiap pagi, sebelum matahari benar-benar naik, para murid SMP Negeri 16 Blang Mangat, Lhokseumawe, sudah lebih dulu berhadapan dengan kenyataan pahit yang tak sepantasnya mereka tanggung. Akses jalan menuju sekolah—yang seharusnya menjadi jalur aman menuju pendidikan—berubah menjadi kubangan lumpur panjang yang sulit dilalui, Rabu (19/11/2025).

Kondisi jalan tanah yang berlubang, tergenang, dan berlumpur tebal menjadikan perjalanan anak-anak menuju sekolah sebagai perjuangan harian. Sepatu basah, seragam kotor, hingga terpeleset menjadi hal yang sudah terlalu sering terjadi.

“Kadang kami jatuh, kadang sepatu tenggelam di lumpur,” tutur seorang murid dengan nada lirih sambil memperlihatkan bagian bawah seragamnya yang basah dan kotor.

Baca juga Artikel ini :  Polrestabes Medan Gelar Sertijab, Satresnarkoba Kini Dinahkodai Kompol Adrian

Guru-guru yang datang dengan tekad mengajar pun mengalami nasib serupa. Banyak yang harus mendorong motor, menepikan kendaraan karena ban terperosok, bahkan ada yang terpaksa berjalan kaki karena jalan tak memungkinkan untuk dilewati. Namun semangat mengajar tak pernah padam—pendidikan, bagi mereka, tak bisa menunggu jalan kering atau cuaca membaik.

Baca juga Artikel ini :  Gerakkan Pelestarian Flora Khas Aceh, Pj Wali Kota Lhokseumawe Tanam Tanaman Khas Aceh

Kondisi jalan rusak ini juga memukul kehidupan warga Gampong Alue Lim yang menggantungkan hidup pada pertanian. Para petani mengeluhkan sulitnya mengeluarkan hasil panen akibat akses yang nyaris putus setiap kali hujan turun.

“Kalau hujan semalam saja, kami sudah tak bisa lewat. Panen menumpuk, truk tak bisa masuk, motor pun sering tersangkut,” keluh seorang petani yang sudah bertahun-tahun berharap ada perbaikan.

Keluhan warga, guru, dan murid akhirnya bermuara pada satu harapan yang sama: agar pemerintah segera memperbaiki jalan tersebut. Sebab akses itu bukan sekadar jalur menuju sekolah atau lahan pertanian, tetapi juga penghubung antara mimpi anak-anak, kerja keras petani, dan masa depan yang lebih baik bagi seluruh warga.

Baca juga Artikel ini :  Kasdim dan Personel Jajaran Kodim 0102/Pidie Ikuti Upacara Hari Sumpah Pemuda ke-96 di Lapangan Kantor Bupati Pidie

Di jalan inilah ketabahan warga ditempa. Di jalan inilah pendidikan diuji. Dan di jalan inilah pemerintah diharapkan hadir—bukan dengan janji, tetapi dengan tindakan nyata demi kesejahteraan masyarakat. ( Y )