Jakarta –Satupena.co.id. Pakar komunikasi nasional, Effendi Gazali, menilai bahwa perubahan kepemimpinan di Dewan Pengawas (Dewas) dan Direksi Perum Bulog telah membawa dampak positif bagi petani di seluruh Indonesia. Dengan kepemimpinan baru, Bulog semakin responsif terhadap kebutuhan pasar dan kesejahteraan petani.
Menurut Effendi, di bawah kepemimpinan Sudaryono sebagai Ketua Dewas Bulog, terjadi peningkatan signifikan dalam penyerapan gabah petani. Selain itu, kebijakan yang diterapkan turut menjaga stabilitas harga gabah, sehingga berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani.
“Bulog di bawah kepemimpinan Sudaryono sebagai Dewas telah melakukan inovasi dan terobosan nyata. Mereka dengan cepat menyerap aspirasi pemangku kepentingan, khususnya petani, sehingga berbagai kebijakan dapat langsung dirasakan manfaatnya,” ujar Effendi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Optimalisasi Jaringan Distribusi dan HPP Gabah
Effendi juga menyoroti langkah strategis yang diambil Sudaryono, seperti optimalisasi jaringan distribusi dan perbaikan mekanisme pembelian gabah. Terlebih, dengan ditetapkannya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram oleh Presiden Prabowo, program ini memastikan bahwa gabah petani tidak hanya terserap dalam jumlah besar tetapi juga dihargai dengan lebih layak.
Kebijakan ini diharapkan mampu mengurangi kesulitan yang sering dihadapi petani, seperti rendahnya harga jual gabah dan kelebihan pasokan di pasar. Selain mendukung petani, langkah ini juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dengan menjaga stabilitas stok dan harga beras.
“Dengan meningkatnya serapan gabah, petani mendapatkan pendapatan yang lebih stabil dan cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka,” kata Effendi.
Komunikasi Efektif, Kunci Keberhasilan Kebijakan
Dalam menghadapi era digital yang penuh dengan dinamika media, Effendi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan efektif antara pemerintah dan petani.
“Komunikasi adalah kunci di tengah era media yang begitu beragam, khususnya media sosial. Yang terpenting adalah mendengar dan menyerap aspirasi petani secara konsisten,” tutur Effendi, yang merupakan peneliti komunikasi lulusan Cornell University dan Universitas Indonesia.
Menurutnya, komunikasi yang lebih terbuka akan membuat petani merasa lebih dihargai, sekaligus memastikan bahwa distribusi hasil pertanian berjalan lebih efisien.
Harapan untuk Pertanian Indonesia
Effendi berharap langkah-langkah yang telah diambil ini menjadi awal dari perubahan yang lebih besar bagi sektor pertanian Indonesia. Ia menekankan bahwa komunikasi yang tulus dan kebijakan yang berpihak pada petani harus terus ditingkatkan kualitasnya.
“Ini baru angin segar awal. Komunikasi yang tulus dan setara dengan petani harus terus diperbaiki dan ditingkatkan,” tambahnya.
Dengan berbagai terobosan ini, sektor pertanian Indonesia diharapkan semakin berkembang, meningkatkan kesejahteraan petani, serta memperkuat ketahanan pangan nasional.
Perubahan Kepemimpinan di Bulog
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengangkat Wakil Menteri Pertanian Sudaryono sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, menggantikan Arief Prasetyo Adi, yang sebelumnya menjabat sejak 1 Desember 2023.
Selain itu, Erick juga melakukan pergantian di jajaran direksi Perum Bulog, dengan menetapkan Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama, menggantikan Wahyu Supardyono, yang menjabat sejak 10 September 2024.
Perubahan kepemimpinan di Bulog, khususnya dengan hadirnya Sudaryono sebagai Ketua Dewas, telah membawa dampak nyata bagi petani. Penyerapan gabah yang lebih tinggi, stabilitas harga yang lebih baik, serta komunikasi yang lebih terbuka menjadi langkah positif yang diharapkan mampu membawa sektor pertanian Indonesia ke arah yang lebih sejahtera dan berdaya saing.
(DVD)