Jakarta – Satupena.co.id | Kelompok masyarakat sipil yang terdiri dari Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Amnesty International Indonesia, dan KontraS, telah mengadukan kasus tragis pembakaran yang mengakibatkan kematian salah seorang wartawan Tribrata TV, Rico Sempurna Pasaribu dan tiga anggota keluarganya di Karo, Sumatera Utara, ke berbagai lembaga termasuk Istana Presiden Republik Indonesia di Jakarta.
Mereka membawa kasus ini ke Kantor Staf Presiden (KSP) dengan harapan agar proses penyidikan dapat diawasi secara baik. Mengingat adanya dugaan keterlibatan anggota TNI dalam peristiwa tersebut.
“Kami membawa kasus ini ke KSP karena kami ingin KSP mengawal proses penyidikan ini dengan baik, karena kami merasa ada indikasi, mungkin, kasusnya bisa masuk angin kalau tidak dikawal dari Jakarta,” kata perwakilan KKJ Bayu Wardhana di Istana Kepresidenan Jakarta seperti dilansir dari CNN Indonesia Rabu, (17/07/2024).
Bayu mengatakan hasil investigasi KKJ mengungkapkan bahwa kematian Rico berkaitan dengan berita yang ia buat. Beberapa waktu sebelum pembakaran, Rico menulis soal dugaan anggota TNI yang membacking judi online.
Rico sebelumnya telah menulis tentang dugaan keterlibatan anggota TNI dalam kegiatan judi online, namun investigasi terkait hal ini belum sepenuhnya dilakukan oleh pihak kepolisian.
Polda Sumatera Utara telah menetapkan seorang tersangka bernama “B” alias Bulang sebagai otak dari pembakaran tersebut.
Sementara itu, Mabes TNI melalui Puspom AD telah menegaskan komitmennya untuk menyelidiki laporan terkait dugaan keterlibatan prajurit TNI dalam kasus tersebut. Kelompok masyarakat sipil juga melaporkan kasus ini ke beberapa lembaga lainnya seperti Puspom TNI AD, Komnas HAM, LPSK, dan KPAI, dengan harapan mendapatkan perhatian serius dari lembaga pusat untuk mengungkap kebenaran dan keadilan atas tragedi yang menimpa Rico dan keluarganya.