JAKARTA

BNPT Tegaskan Upaya Kolaborasi Multipihak Penting dalam Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme

71
×

BNPT Tegaskan Upaya Kolaborasi Multipihak Penting dalam Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme

Sebarkan artikel ini

0:00

Jakarta -satupena.co.id: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kembali menegaskan pentingnya upaya kolaborasi multipihak dan kohesi sosial dalam upaya pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme. Kolaborasi dan kohesi sosial sangat dibutuhkan mengingat kompleksitas dari masalah terorisme itu sendiri.

“Masalah ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme semakin kompleks, untuk itu perlu ada intervensi multipihak dan peningkatan kohesi sosial,” jelas Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto pada kegiatan Seminar Membangun Harapan dan Strategi Kolaboratif untuk Mencegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan Mengarah pada Terorisme dan Meningkatkan Kohesi Sosial di Jakarta pada Rabu (13/11/2024).

Baca juga Artikel ini :   Kadivhumas Tegaskan Polri dengan Kejagung Baik-Baik Saja

Menurut Andika signifikansi dari kerja-kerja yang sifatnya kolaboratif dalam penanggulangan terorisme juga sejalan dengan semboyan yang digaungkan kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono, S.I.K, M.H., yaitu “Kolaboratif dalam Penanggulangan Terorisme yang Tercerahkan dalam Keikhlasan”.

Dalam kesempatan yang sama, Andhika juga menjelaskan komitmen kolaboratif multipihak dan peningkatan kohesi sosial telah dijalankan BNPT secara nyata melalui Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).

Baca juga Artikel ini :   Upacara Peringatan Hari Pahlawan di PT Jasa Raharja Cabang Utama DKI Jakarta “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu”

“Di dalam RAN PE, kami melakukan pendekatan whole government dan whole society approach terlebih dalam RAN PE Fase Kedua (2025-2029), kita mendorong penguatan kohesi sosial yang kami yakini dengan kohesi sosial masyarakat akan kuat dan tidak mudah terjerumus terorisme,” katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif The Habibie Center Mohammad Hasan Ansori, Ph.D., juga menilai program kolaborasi dan peningkatan kohesi sosial sangat tepat dilakukan dalam penanggulangan terorisme. Alasannya, persoalan terorisme tidak bersifat eksklusif tetapi justru inklusif.

Baca juga Artikel ini :   Harapan Tulus dan Dedikasi Agama: Kisah Anshori dan Bimbingan Ayahnya

“Persoalan terorisme bukan eksklusif tapi inklusif karena semua lapisan masyarakat terkena dampaknya, untuk itu kolaborasi bersama dan peningkatan kohesi sosial sangat penting untuk dilakukan,” ujarnya.

Dirinya menambahkan, kata kunci kolaborasi dan kohesi sosial dalam rangka menyelesaikan masalah terorisme di Indonesia juga sangat erat kaitannya dalam membangun dan menguatkan prinsip demokrasi di Indonesia.

“Prinsip demokrasi erat hubungannya dengan kolaborasi dan kohesi sosial. Hadirnya masyarakat yang kohesi ini menjadi syarat untuk menuju masyarakat yang demokratis,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *