Jakarta,satupena.co.id: Dalam kontestasi politik Nasional setelah Presiden Prabowo dilantik pada oktober 2024 yang lalu sejumlah tokoh publik dan akademisi mulai mengemukakan pandangan mereka terkait arah kebijakan Pembangunan Indonesia . Salah satu tokoh yang turut memberikan dukungan terhadap kebijakan Presiden adalah Dr. Iswadi, M.Pd. Sebagai akademisi dan pengamat pendidikan, Dr. Iswadi menyampaikan dukungannya kepada Presiden Prabowo Subianto, terutama terkait gagasan untuk kembali ke UUD 1945 asli.Hal tersebut disampaikan , Dr. Iswadi, M.Pd. kepada wartawan, Minggu 1 Desember 2024
Dr. Iswadi melihat gagasan kembali ke UUD 1945 versi asli sebagai langkah fundamental dalam memperbaiki sistem tata negara dan memperkuat semangat kebangsaan. Menurutnya, perubahan UUD 1945 pasca reformasi telah membawa dampak signifikan pada struktur politik dan pemerintahan di Indonesia, namun sebagian perubahan tersebut justru melunturkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam konstitusi asli.
“Salah satu alasan utama Dr. Iswadi mendukung Prabowo adalah kritiknya terhadap amandemen UUD 1945. Ia berpendapat bahwa perubahan yang dilakukan selama periode reformasi telah terlalu jauh meninggalkan esensi dan jiwa konstitusi asli. Menurutnya, UUD 1945 versi asli dirancang sebagai konstitusi yang mengakomodasi nilai-nilai kebangsaan dan gotong royong, serta menjaga keseimbangan antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif”.
Dalam pandangan Dr. Iswadi, amandemen yang dilakukan, terutama dalam konteks liberalisasi politik dan ekonomi, telah membuka pintu bagi pengaruh asing yang lebih besar dalam urusan domestik. Ia juga menyoroti bagaimana sistem multipartai yang terfragmentasi, sebagai dampak dari amandemen, sering kali menyebabkan instabilitas politik. Sistem presidensial yang seharusnya kuat menjadi terdistorsi oleh tarik-menarik kepentingan antara eksekutif dan legislatif, sehingga menghambat efektivitas pemerintahan.
Dr. Iswadi menegaskan bahwa kembali pada UUD 1945 asli bukan berarti menolak perubahan atau modernisasi. Sebaliknya, ia memandang bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi asli tetap relevan di tengah tantangan zaman. Semangat gotong royong, kedaulatan rakyat, dan kebijakan ekonomi yang pro-rakyat adalah prinsip-prinsip dasar yang perlu ditegakkan kembali untuk menghadapi kesenjangan sosial-ekonomi dan ancaman globalisasi.
Ia juga menyebut bahwa sistem yang diusung oleh UUD 1945 asli lebih sederhana dan jelas, sehingga memudahkan pelaksanaan pemerintahan. Sebagai contoh, ia menyoroti peran sentral Presiden dalam sistem presidensial yang kuat, dengan tanggung jawab besar terhadap keberlangsungan negara. Sistem ini, menurutnya, memungkinkan pemerintah untuk lebih fokus pada pembangunan nasional tanpa terlalu banyak intervensi dari kelompok-kelompok kepentingan tertentu.
Dukungan Dr. Iswadi kepada Presiden Prabowo juga didasari oleh konsistensi Presiden Prabowo dalam menyuarakan pentingnya nilai-nilai kebangsaan. Ia melihat Presiden Prabowo sebagai pemimpin yang memiliki komitmen kuat untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan negara, sebagaimana tercermin dalam berbagai pidato dan program yang diusulkan.
Menurut Dr. Iswadi, Presiden Prabowo memiliki rekam jejak yang menunjukkan keberpihakan kepada rakyat kecil dan keberanian dalam mengambil sikap tegas terhadap pihak-pihak yang berusaha melemahkan kedaulatan Indonesia. Hal ini, lanjutnya, sejalan dengan semangat UUD 1945 asli yang mengutamakan kepentingan bangsa di atas segalanya. Dalam pandangan Dr. Iswadi, salah satu tujuan utama dari kembali ke UUD 1945 asli adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia menilai bahwa sistem yang diadopsi pasca-amandemen terlalu menitik beratkan pada mekanisme pasar bebas, yang sering kali mengorbankan kelompok-kelompok masyarakat yang rentan.
Dr. Iswadi percaya bahwa dengan kembali kepada konstitusi asli, pemerintah dapat lebih fokus pada pelaksanaan Pasal 33 UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara harus dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Hal ini menurutnya, akan membawa Indonesia pada sistem ekonomi yang lebih adil dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Meskipun mendukung gagasan ini, Dr. Iswadi juga menyadari bahwa kembali ke UUD 1945 asli bukanlah hal yang mudah. Ada tantangan besar, baik dari segi politik maupun teknis, untuk mengembalikan konstitusi ke bentuk aslinya. Namun, ia percaya bahwa dengan kepemimpinan yang kuat dan dukungan dari masyarakat, perubahan ini dapat diwujudkan.
Ia menekankan pentingnya dialog nasional untuk menyamakan persepsi di antara berbagai kelompok masyarakat. Menurutnya, keberhasilan perubahan ini akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk menjelaskan manfaat dan relevansi dari UUD 1945 asli dalam menjawab tantangan bangsa saat ini.
Bagi Dr. Iswadi, dukungannya kepada Presiden Prabowo bukan semata-mata soal preferensi politik, melainkan komitmen terhadap visi besar yang dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Dengan kembali pada UUD 1945 asli, ia yakin Indonesia dapat membangun sistem pemerintahan yang lebih kuat, adil, dan berpihak pada rakyat. Bagi Dr. Iswadi, inilah langkah yang paling tepat untuk mengembalikan jati diri bangsa sebagai negara yang berdaulat, adil, dan makmur.(**)