Takengon-AlMisry Al Isaqi(Alumni Mediator Non Hakim IPPI)
Kabupaten Aceh Tengah saat ini mulai bertranformasi menjadi daerah berkemajuan. Memiliki potensi sumber daya alam,sumber daya manusia yang relatif mulai berkembang. Dari masyarakat homogen kini menuju masyarakat heterogen.
Keberagaman etnis, agama bahkan spektrum ideologi harus dijadikan kekuatan dan energi. Bersatu memajukan Kabupaten Aceh Tengah untuk masa depan yang lebih baik.Momentum Pemilihan Kepala Daerah di Bulan November 2024.Bagi saya harus menjadi spirit bersama membangun Kabupaten Aceh Tengah kedepannya.
Daerah yang semula sejuk akhir-akhir mulai hangat ini sedang berada dalam satu kapal besar “Beloh sara loloten mewen sara tamunen”. Pemilik kapalnya adalah kita semua.
Maka keberagaman etnis, agama dan spektrum ideologi tidak menjadi hambatan untuk memastikan kapal besar “Beloh Sara Loloten Mewan Sara Tamunen”,berlabuh di pelabuhan keadilan dan kemakmuran.
Untuk para kalangan elit harus mampu menggelorakan narasi dialog yang harmoni.Agar tercipta kolaboratif pandangan. Cukup sudah kita mengklaim paling benar, bangga diri paling sukses,apalagi membangun insuniasi seolah-olah paling layak memimpin dan yang lain tidak layak.
Berhentilah menari-nari diatas populisme dan emosi publik.Segala upaya demarkasi yang menghambat harus segera dihilangkan dari cara berpikir kita semua.Karena cita-cita besar membangun daerah ini yang lebih baik ke depan adalah tujuan kita bersama.Maka hanya dengan basis dialogis, kemajuan itu akan tercipta.
Saya meminjam Pribahasa Gayo untuk mengambarkan kondisi Aceh Tengah saat ini.
“ Kune munyalah ne ulung nawal hancur kuyu ari timur urum bebade e.Kune munyalah ne pesta demokrasi si nge hancur.Si gaeh bercapan catur nemah rerta dele”.