Aceh Tamiang–SatuPena.co.id:
Ketua MAA Aceh Tamiang, Drs. M. Djuned didampingi Kepala Sekretariat MAA Aceh Tamiang, H.M. Fazar S.Ag. M.Ag menyambut kedatangan rombongan Ketua MAA Aceh Jaya dalam rangka silaturahmi dan kunjungan kerja bertempat di aula Pucok Suluh MAA setempat, Selasa, (5/3/2024).
Ketua MAA Aceh Jaya, Dr. Tgk H. Anwar Ibrahim mengawali sambutannya mengucapkan terima kasihnya kepada Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Tamiang atas sambutan kedatangan kami untuk berkunjung dan bersilaturahmi sebagaimana yang telah diagendakan sebelumnya.
Alhamdulillah, meski perjalanannya yang memakan waktu lebih kurang 14 jam, saya bersama rombongan MAA Aceh Jaya bisa sampai ke Aceh Tamiang dalam keadaan sehat dan selamat, sebutnya.
Dikatakannya, Ia mendengar bahwa MAA Aceh Tamiang sudah sangat maju dan sudah sangat terkenal dengan adat Melayunya yang sangat kuat dan kental.
Oleh karena itu, pihaknya bersama rombongan berkunjung ke Aceh Tamiang untuk dapat lebih mengetahuinya sehingga apa yang didapat akan menjadi bahan dan acuan untuk dapat diterapkan, sebutnya.
Dikesempatan tersebut, Drs. Anwar Ibrahim juga menjelaskan tentang adat istiadat di kabupaten Aceh Jaya, diantaranya adat cara meminang calon pengantin baru serta penyelesaian konflik sosial(perkelahian) antar warga dengan melakukan sidang perdamaian dan membayar pengobatan serta dilakukan Peusijuk tanpa harus ke ranah hukum.
Semoga pertemuan ini menjadi bermanfaat bagi kita semua sehingga dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan, khususnya di bidang adat istiadat, ungkap Ketua MAA Aceh Jaya Drs. Anwar Ibrahim.
Selanjutnya Ketua MAA Aceh Tamiang, Drs. M. Djuned dalam sambutannya mengapresiasi atas kunjungan silaturahmi rombongan Ketua dan rombongan MAA Aceh Jaya ke Aceh Tamiang.
Ia mengatakan bahwa tugas MAA sangat berat, dan harus berperan serta untuk mengembalikan dan memperbaiki sosial masyarakat.
Dijelaskannya, di Aceh Tamiang memiliki banyak suku yang harus kami ayomi, diantaranya suku Aceh, suku Tamiang dan suku Gayo, selain itu keberadaan daerah kabupaten Aceh Tamiang berbatasan langsung dengan provinsi Sumatra Utara berbagai jenis pula suku-suku lainnya yang berada didalam pemerintahan kabupaten Aceh Tamiang.
Inilah tugas kita sebagai lembaga adat dalam melestarikan adat dan istiadat dan bagaimana mengembalikan adat istiadat dari nenek moyang kita yang sudah mulai terkikis oleh perkembangan zaman.
Beliau juga menjelaskan bahwa, pada tahun 2029 lalu pihak MAA Aceh Tamiang juga sudah melaku kerjasama dengan Universitas Sumatera Utara tentang seni dan budaya dan ada 25 motif budaya Tamiang dan 35 jenis makanan khas yang sudah di hak patenkan yang berkerjasama dengan dekranasda kabupaten Aceh Tamiang, paparnya.
Selain itu, tradisi kesenian Pencak Silat Pelintau juga menjadi andalan bagi masyarakat Aceh Tamiang dalam acara-acara tertentu, seperti acara penyambutan tamu, penyambutan pengantin, dan acara lainnya.
Pantauan wartawan, beberapa situs bersejarah dan silsilah kerajaan Aceh Tamiang juga turut dijelaskan kepada rombongan MAA Aceh Jaya.
Selanjutnya penyerahan bungong Jaroe oleh Ketua MAA Aceh Jaya, Dr. Tgk H. Anwar Ibrahim kepada Ketua MAA Aceh Tamiang, Drs. M. Djuned.
Selanjutnya penyerahan senjata khas Aceh Tamiang berupa tumbok Lada oleh Ketua MAA Aceh Tamiang, Drs. M. Djuned kepada Ketua MAA Aceh Jaya, Dr. Tgk H. Anwar Ibrahim dan dilanjutkan dengan diskusi dan pemaparan materi oleh fasilitator m. Syarif dalam rangka untuk membangun dan memperkokoh lembaga adat istiadat yang ada di Provinsi Aceh.(Basyar).