JAKARTA

Guru Sejarah Dosen dan Mahasiswa DKI Jakarta Study Tour ke Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya

290
×

Guru Sejarah Dosen dan Mahasiswa DKI Jakarta Study Tour ke Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya

Sebarkan artikel ini
Guru Sejarah Dosen dan Mahasiswa DKI Jakarta Study Tour ke Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya

Jakarta:satupena.co.id- Sejak Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia selalu diuji dan diganggu oleh pihak asing, terutama para penjajah, dan komunisme. Setelah kemerdekaan Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah dua kali melakukan pemberontakan di Indonesia. Pertama peristiwa pemberontakan PKI di Madiun, Jawa Tengah pada tahun 1948, yang dikenal dengan peristiwa pemberontakan PKI yang kedua di Indonesia

Dalam rangka Peringatan Pemberontakan G. 30 S 1965/PKI dan Hari Kesaktian Pancasila pada Selasa, 24 September 2024 pada pukul 10.00 WIB hingga selesainya acara. Para Sivitas Akademika DKI Jakarta tersebut dipandu oleh Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB) dan para petugas museum tersebut.

Baca juga Artikel ini :  Sukses Digelar Launching Buku Nurmaria WP Sarosa berjudul Angin Perubahan dan Wicaksono Sarosa berjudul Kota Tangguh Pasca Korona

Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa Mayjend. (Purn.) Lukman R. boer berharap, Study Tour tersebut menjadi bagian dalam membangun pemahaman perjalanan sejarah kepada generasi penerus bangsa.

Diinformasikan peserta tour sejarah berjumlah kurang lebih 150 orang, yang terdiri dari dosen, guru sejarah, mahasiswa, dan siswa yang berasal dari Universitas Trilogi, Universitas Pancasila, Universitas UHAMKA, siswa Labschool Cirendeu, dan guru-guru dari Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI).

Daiam sejarahnya, Negara Indonesia telah mengalami beberapa fase pemberontakan Komunisme sejak zaman penjajahan Belanda 1926, masa perjuangan Kemerdekaan (1948, Peristiwa Madiun) dan terakhir pada era pemerintahan Soekarno (1965). Pemberontakan G30S PKI 1965 telah menelan begitu banyak korban masyarakat Indonesia. Sehingga, sebagai warga bangsa, kita berharap bahwa peristiwa itu tidak boleh terulang dan harus menjadi kejadian pahit terakhir yang pernah dialami Indonesia.

Baca juga Artikel ini :  Peringati Isra Mi'raj Jadi Momentum Petugas dan Warga Binaan Rutan Cipinang Tingkatkan Kualitas Diri

Namun, sejarah dan dinamika sosial politik Indonesia terus berubah, dan PKI (Partai Komunis Indonesia) telah dibubarkan melalui supersemar (surat perintah 11 maret) dan dikuatkan pula oleh Ketetapan MPRS no 25/1966. Namun, bagi para penggiat Komunisme, PKI tidak pernah mati dan tidak pernah pula bubarkan oleh para pendirinya. Sebagaimana pesan DN Aidit dan Sudisman, menjelang tertangkap dan ditembak mati oleh pasukan TNI yang menangkapnya.

Baca juga Artikel ini :  Pegadaian Resmikan The GadePreneur Space ke-4 Agar UMKM Naik Kelas

Kewaspadaan terhadap bahaya laten komunisme ini, menurut Mayjend. (Purn.) Lukman R. Boer, semoga terus tumbuh di berbagai generasi penerus Bangsa Indonesia. “Agar Pancasila semakin kuat dan terjaga dalam lingkungan hidup Bangsa Indonesia,” pungkasnya

Film Pengkhianatan G30S PKI adalah film yang mengisahkan tentang peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Kejadian ini juga disebut juga sebagai peristiwa G30S/PKI.

Film Pengkhianatan G30S PKI disutradarai oleh Arifin C. Noer. Film ini memiliki durasi 3 jam 40 menit.(David)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *