Ketum SPBI Dr. Iswadi, M.Pd
Jakarta-satupena.co.id
Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Dr. Iswadi, M.Pd berbicara tentang pembangunan infrastruktur berketahanan diera kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan ikut menyoroti pidatonya yang kembali menyinggung soal infrastruktur dan membuat semua pihak mengingat kembali berbagai proyek infrastruktur besar yang telah dilaksanakan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir.
Dr. Iswadi juga telah lama mengamati bagaimana pembangunan infrastruktur dapat berkontribusi terhadap ketahanan nasional.
Ketahanan, tidak hanya merujuk pada ketahanan militer, tetapi juga pada ketahanan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Karena pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan yang merata di seluruh dan akan ber implikasi terhadap pembangunan berketahanan.
Prabowo, dalam pidatonya, menekankan pentingnya infrastruktur sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Ia berbicara tentang bagaimana jalan raya, jembatan, pelabuhan, dan bandara yang baik akan meningkatkan mobilitas barang dan orang, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, Dr. Iswadi memahami bahwa pembangunan infrastruktur bukan hanya tentang membangun fisik struktur itu sendiri.
Karena “Infrastruktur yang baik memang penting, tetapi kita harus melihat lebih jauh dari sekadar pembangunan fisik.
Infrastruktur harus dirancang dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan ketahanan terhadap berbagai risiko, seperti bencana alam dan perubahan iklim dan kita dapat mengingat kembali beberapa proyek besar yang telah dilaksanakan, seperti pembangunan jalan tol Trans-Jawa dan jaringan kereta api cepat.
Proyek-proyek ini, meskipun membawa manfaat ekonomi yang signifikan, juga menimbulkan tantangan tersendiri.
Beberapa proyek tersebut memerlukan pembebasan lahan yang tidak selalu berjalan mulus, dan ada kekhawatiran tentang dampak lingkungan yang mungkin timbul.
Dr. Iswadi juga berbicara tentang pentingnya pendekatan holistik dalam pembangunan infrastruktur. “Kita tidak bisa hanya fokus pada hasil jangka pendek.”Pembangunan infrastruktur harus direncanakan dengan mempertimbangkan dampaknya pada lingkungan dan masyarakat lokal. Pembangunan yang berkelanjutan harus mencakup analisis risiko dan strategi mitigasi yang matang,” katanya.
Ia juga menyebutkan perlunya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. “Ketahanan sosial sangat penting. Masyarakat harus dilibatkan dalam setiap tahap pembangunan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Dengan demikian, proyek infrastruktur dapat lebih diterima dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat sekitar.”
Di sisi lain, Iswadi juga memandang positif beberapa inisiatif yang telah diambil oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan ketahanan infrastruktur. Salah satunya adalah penggunaan teknologi canggih dalam desain dan konstruksi.
Misalnya, penggunaan teknologi BIM (Building Information Modeling) yang dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek.
Dalam catatannya, Dr. Iswadi juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. “Pembangunan infrastruktur yang berketahanan memerlukan kerja sama yang erat dari semua pihak.
Pemerintah perlu menyediakan regulasi dan dukungan yang memadai, sementara sektor swasta dapat berkontribusi dalam hal inovasi dan pendanaan. Masyarakat sipil, di sisi lain, dapat memberikan masukan yang berharga tentang kebutuhan dan kekhawatiran mereka.”
Selain itu Dr. Iswadi menekankan bahwa ketahanan infrastruktur harus menjadi prioritas utama dalam setiap proyek pembangunan.
“Kita harus memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun dapat bertahan dalam jangka panjang dan mampu menghadapi berbagai tantangan, baik yang bersifat alami maupun buatan manusia,” katanya.
Ia menyarankan beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk mencapai hal tersebut.
Pertama, melakukan penilaian risiko secara menyeluruh sebelum memulai proyek. Kedua, mengintegrasikan prinsip-prinsip desain berkelanjutan dalam setiap tahap pembangunan.
Ketiga, meningkatkan kapasitas lokal dalam hal manajemen risiko dan pemeliharaan infrastruktur.
Selain itu , Dr. Iswadi berbicara tentang harapannya untuk masa depan pembangunan di Indonesia.
kita dapat belajar dari pengalaman masa lalu dan bergerak menuju pembangunan yang lebih berketahanan dan berkelanjutan.Infrastruktur yang kuat dan tahan lama akan menjadi fondasi bagi kesejahteraan masyarakat dan ketahanan nasional.”
Selain itu Dr Iswadi juga ikut mengutip dan menjelaskan Muqaddimah karya monumental yang ditulis oleh Ibnu Khaldun, seorang sejarawan dan sosiolog Muslim dari abad ke-14.
Dalam bukunya, Ibnu Khaldun menganalisis berbagai aspek peradaban dan sejarah manusia, termasuk hubungan antara ilmu pengetahuan (pena), kekuatan militer (pedang), dan ekonomi (uang) dalam membentuk kedaulatan negara dan kesejahteraan rakyat.
Menurut Akademisi berdarah Aceh ini pandangan Ibnu Khaldun tentang ketiga elemen tersebut seperti Kekuatan Pena (Ilmu)bIbnu Khaldun menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan pendidikan sebagai fondasi utama bagi perkembangan peradaban.
Menurutnya, ilmu pengetahuan adalah kunci untuk memahami dunia dan mengembangkan teknologi serta kebudayaan.
Negara yang menghargai dan mengembangkan ilmu pengetahuan akan memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya secara efektif dan menciptakan inovasi yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pendidikan juga dianggap sebagai alat untuk menciptakan pemimpin yang bijaksana dan berwawasan luas, yang mampu membuat keputusan strategis untuk kemajuan negara.
Selaun itu Kekuatan Pedang (Militer) dianggap oleh Ibnu Khaldun sebagai elemen penting dalam mempertahankan kedaulatan negara dan melindungi rakyat dari ancaman eksternal.Menurutnya, kekuatan militer yang kuat diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan keamanan negara, serta untuk memastikan bahwa hukum dan ketertiban dapat ditegakkan.
Namun, Ibnu Khaldun juga memperingatkan bahwa kekuatan militer harus digunakan dengan bijaksana dan tidak boleh menjadi alat untuk penindasan atau penyalahgunaan kekuasaan.
Keseimbangan antara kekuatan militer dan keadilan sosial adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis.
Selain itu Uang (Ekonomi) dianggap oleh Ibnu Khaldun sebagai tulang punggung peradaban.
Sistem ekonomi yang sehat dan berkelanjutan akan memungkinkan negara untuk membiayai berbagai aspek pemerintahan, termasuk pendidikan, militer, dan infrastruktur.
Menurut Ibnu Khaldun, kesejahteraan ekonomi rakyat adalah indikator utama dari kemakmuran suatu negara. Negara yang mampu mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan efisien akan memiliki ekonomi yang kuat, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas hidup rakyat.
Ibnu Khaldun juga menyoroti pentingnya perdagangan dan kewirausahaan dalam menciptakan lapangan kerja dan merangsang pertumbuhan ekonomi.
Beliau juga menulis tentang pengaruh bagi Kedaulatan Negara dan Kesejahteraan Rakyat
Dr Iswadi menyimpulkan karya Ibnu Khaldun bahwa keseimbangan antara ilmu pengetahuan, kekuatan militer, dan ekonomi adalah kunci untuk mencapai kedaulatan negara dan kesejahteraan rakyat.
Negara yang mampu memadukan ketiga elemen ini dengan efektif akan memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan internal dan eksternal, serta menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Ilmu pengetahuan memungkinkan inovasi dan perkembangan budaya, kekuatan militer menjamin keamanan dan stabilitas, sementara ekonomi yang kuat memastikan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Dalam “Muqaddimah”, Ibnu Khaldun memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana ketiga elemen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi dalam membentuk peradaban yang kuat dan berkelanjutan.
Pandangannya tetap relevan hingga hari ini, mengingat pentingnya keseimbangan antara pendidikan, keamanan, dan ekonomi dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera.
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut juga mengutip konsep
Al-Ghazali, seorang filsuf dan teolog Islam terkenal dari abad ke-11, yangbmemiliki pandangan yang mendalam tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk uang, kebijakan fiskal, pertahanan keamanan, serta pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Menariknya, beberapa pandangannya bisa dibandingkan dengan visi Presiden Prabowo. misalnya ada beberapa pandangan Al-Ghazali dalam bidang-bidang tersebut yang sejalan dengan visi Prabowo.seperti Uang dan Kebijakan Fiskal Dalam konsep
Al-Ghazali menekankan pentingnya keadilan dan keseimbangan dalam ekonomi.
Dia percaya bahwa uang harus digunakan sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan sosial dan keadilan, bukan hanya untuk akumulasi kekayaan pribadi.
Dalam karyanya, Al-Ghazali menekankan perlunya distribusi kekayaan yang adil dan mengkritik monopoli serta eksploitasi ekonomi.dan
Visi Prabowo dalam hal kebijakan fiskal juga menekankan pada pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
Prabowo berkomitmen untuk memajukan ekonomi Indonesia dengan kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil, meningkatkan kesempatan kerja, dan memastikan distribusi kekayaan yang lebih adil.
Ini sejalan dengan pandangan Al-Ghazali tentang pentingnya keadilan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Dibidang Pertahanan dan Keamanan Al-Ghazali memahami pentingnya pertahanan dan keamanan dalam menjaga stabilitas dan kedamaian suatu negara.Dia menekankan perlunya negara untuk memiliki kekuatan militer yang cukup untuk melindungi rakyatnya dari ancaman eksternal dan internal.
Selain itu, dia juga menekankan pentingnya keadilan dalam pelaksanaan hukum dan ketertiban.sedangkan
Prabowo, dengan latar belakang militernya, memiliki visi yang kuat tentang pentingnya pertahanan dan keamanan nasional.
Dia berkomitmen untuk memperkuat angkatan bersenjata Indonesia dan memastikan bahwa negara ini mampu menghadapi berbagai ancaman.
Prabowo juga menekankan pentingnya supremasi hukum dan penegakan keadilan, yang mencerminkan pemikiran Al-Ghazali tentang perlunya keseimbangan antara kekuatan dan keadilan.
Selain itu Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Al-Ghazali sangat menghargai ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Dia percaya bahwa pengetahuan adalah kunci untuk mencapai kemajuan dan kebahagiaan.
Dalam pandangannya, pendidikan harus mencakup pengembangan moral dan spiritual, selain pengetahuan akademis. Al-Ghazali juga menekankan pentingnya inovasi dan penemuan dalam ilmu pengetahuan dan presiden terpilih Prabowo juga memiliki visi yang kuat tentang pentingnya pendidikan dan teknologi.
Dia berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan memastikan bahwa teknologi digunakan untuk kemajuan bangsa.
Prabowo mendukung inovasi dan pengembangan teknologi sebagai cara untuk meningkatkan daya saing Indonesia di panggung global. Pandangan ini sejalan dengan keyakinan Al-Ghazali tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan inovasi.
Dr Iswadi menegaskan meskipun Al-Ghazali hidup berabad-abad yang lalu, pemikirannya tentang uang, kebijakan fiskal, pertahanan dan keamanan, serta pendidikan dan ilmu pengetahuan tetap relevan hingga saat ini.
Visi Prabowo dalam berbagai aspek ini mencerminkan banyak prinsip yang diajarkan oleh Al-Ghazali, menunjukkan bahwa nilai-nilai keadilan, kesejahteraan sosial, keamanan, dan pengetahuan adalah abadi dan universal.demikian pungkas Dr. Iswadi, M.Pd.(**)